Jumat 01 Sep 2017 16:48 WIB

Kejati DKI Terima SPDP Novel Baswedan

Direktur Penyidikan KPK Brigjen Pol Aris Budiman memberikan keterangan saat mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket KPK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/8).
Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Direktur Penyidikan KPK Brigjen Pol Aris Budiman memberikan keterangan saat mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket KPK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta telah menerima surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP) atas pelaporan Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Aris Budiman terhadap Novel Baswedan terkait pencemaran nama baik dan penghinaan melalui surat elektronik (email).

"Pada Kamis (31/8), Kejati DKI Jakarta menerima SPDP No B/11995/VIII/2017/Datro tertanggal 28 Agustus 2017, atas pelaporan Saudara Aris Budiman yang mengadukan telah terjadi pencemaran nama baik dan penghinaan melalui email yang dilakukan Saudara Novel Baswedan pada tanggal 14 Februari 2017," kata Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasipenkum) Kejati DKI Nirwan Nawawi di Jakarta, Jumat.

Disebutkan, dugaan tindak pidana pencemaran nama baik atau penghinaan atau fitnah melalui media elektronik tersebut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) jo Pasal 45 ayat (3) UU ITE, atau Pasal 310 atau 311 KUHP. Menindaklanjuti SPDP tersebut, kata dia, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) DKI Jakarta akan menunjuk jaksa peneliti untuk mengikuti dan memantau perkembangan penyidikan

Polda Metro Jaya mengungkapkan isi surat elektronik (email) yang disebarkan penyidik KPK Novel Baswedan itu meragukan integritas Brigadir Jenderal Polisi Aris Budiman.

"Intinya surat (email) itu menyatakan bahwa Dirdik KPK diragukan integritasnya," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Jakarta, Kamis (31/8).

Argo menyatakan Novel mengirim surat elektronik itu kepada Brigjen Polisi Aris Budiman dan sejumlah pegawai KPK lainnya. Diungkapkan Argo, isi surat yang dikirimkan Novel juga menilai Brigjen Polisi Aris Budiman merupakan Dirdik KPK terburuk sepanjang sejarah. Lantaran isi surat elektronik yang disebarkan itu, Argo mengatakan Aris Budiman tidak terima kemudian melaporkan Novel ke Polda Metro Jaya.

"Yang bersangkutan (Aris) merasa dicemarkan namanya, merasa difitnah oleh Novel melalui media elektronik berupa 'email'," tutur Argo.

Argo mengungkapkan penyidik Polda Metro Jaya telah memeriksa Aris sebagai saksi pelapor pada Rabu (30/8), selanjutnya polisi mengagendakan pemeriksaan terhadap saksi lainnya dan ahli. Sebelumnya, Dirdik KPK Brigjen Polisi Aris Budiman melaporkan Novel Baswedan berdasarkan Laporan Polisi Nomor : LP/3937/VIII/2017/PMJ.Ditkrimsus tertanggal 21 Agustus 2017.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement