Rabu 06 Sep 2017 23:34 WIB

Indonesia-Selandia Baru Perangi Sampah Laut

Red: Yudha Manggala P Putra
Sampah penuhi pantai setelah terbawa ombak laut. (ilustrasi)
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Sampah penuhi pantai setelah terbawa ombak laut. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Indonesia dan Selandia Baru menyelenggarakan Konferensi East Asia Summit (EAS) untuk memerangi sampah plastik di laut, demikian keterangan pers Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Rabu (6/9).

"Laut kita menghadapi masalah serius. Setiap tahun sedikitnya 12,7 juta metrik ton sampah plastik dibuang ke laut. Sampah plastik ini tidak hanya mencemari lautan, tapi juga membahayakan kelangsungan makhluk hidup, termasuk kita," kata Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemlu Jose Tavares.

Pernyataan tersebut Jose Tavares sampaikan saat membuka secara resmi Konferensi East Asia Summit untuk Memerangi Sampah Plastik pada 6-7 September 2017 di Bali. "Sekitar 80 persen sampah plastik di laut berasal dari daratan dan disebabkan oleh pengelolaan sampah yang kurang efektif dan perilaku buruk dari masyarakat pesisir di seluruh dunia dalam menangani sampah plastik," ujar Jose.

Menurut dia, polusi laut akibat sampah plastik tidak hanya berdampak buruk terhadap lingkungan, tetapi juga merugikan dari sisi ekonomi karena pendapatan negara dari sektor kelautan juga menurun.