Kamis 07 Sep 2017 12:10 WIB

Alfian Tanjung Ditahan karena Sebut Kader PDIP Anggota PKI

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
 Pengamat Gerakan Komunis di Indonesia Alfian Tanjung menjadi pembicara saat Halaqah Pra Munas MUI di Jakarta, Jumat (21/8).
Foto: Republika/ Wihdan
Pengamat Gerakan Komunis di Indonesia Alfian Tanjung menjadi pembicara saat Halaqah Pra Munas MUI di Jakarta, Jumat (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Adi Deriyan Jayamarta mengatakan ustaz Alfian Tanjung ditahan kembali karena kasus kebencian dan penistaan terhadap kader Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan dan orang terdekat Presiden Joko Widodo. Alfian diduga menuduh sebagian besar persen kader PDI sebagai antek Partai Komunis Indonesia. 

Alfian menuliskan hal itu dalam akun Twitter miliknya.  Alfian menuliskan 85 persen anggota PDIP adalah PKI sehingga kader PDIP melaporkan hal itu ke Polda Metro Jaya. "(Ditahan karena) kasus masalah ujaran kebencian, penistaan," ujar dia di Mapolda Metro Jaya, Kamis (7/9).

Ustaz Alfian ditangkap usai dinyatakan bebas Pengadilan Negeri Jawa Timur dari kasusnya di Jawa Timur. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, menyatakan Alfian sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut. "Sudah ditetapkan tersagka oleh krimsus (Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya) untuk pak Alfianian Tanjung berkaitan dengan hatespeech yang ia lakukan itu," ujarnya. 

Alfian kini ditahan di tahanan Markas Komando Brimob di Kepala Dua, Depok, Jawa Barat. Dia dijemput dari rumah tahanan kelas I Medaeng, Sidoarjo pada Rabu (6/9) malam. 

Alfian sebelumnya ditahan di Rutan Klas I Surabaya, Medaeng, Sidoarjo, Jawa Timur setelah menjadi tersangka fitnah dan pencemaran nama baik akibat ceramahnya yang mengungkit PKI di Masjid Mujahidin, Surabaya, 30 Mei lalu. Namun dia dinyatakan bebas oleh pengadilan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement