REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pertama Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) di Astana, Kazakhstan pada 10-11 September 2017. Dalam KTT tersebut, Jusuf Kalla akan menyampaikan pidato tentang usulan program unggulan dan beasiswa kepada negara anggota OKI.
Selain itu, dia juga akan menyampaikan peran penting kerja sama antar Center of Excellence pada Working Session I: Emerging Relations between Science and Society in the 21st Century. Menurut Jusuf Kalla, KTT OKI di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ini merupakan momentum yang baik untuk memajukan negra-negara Islam. Apalagi saat ini masih sangat sedikit ilmuwan Muslim yang meraih pengharaan nobel.
Wakil presiden juga dijadwalkan melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Kazakhstan Nursultan, pada Senin (11/9). Rencananya, KTT OKI ini akan dibuka oleh presiden Kazakshtan di Palace of Independence Tauelsizdik Ave 52, Astana, Kazakhstan pada Ahad (10/9).
Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pidato presiden Turki sebagai Ketua OKI dan presiden Pakistan sebagai Ketua Comstech-Committee on Science and Technology, serta perwakilan kawasan seperti kepala negara Arab Saudi (Arab), Uzbekistan (Asia), dan Pantai Gading (Afrika). Di akhir KTT, seluruh delegasi akan diajak untuk menyaksikan penutupan Expo 2017 bertajuk 'Future Energy' yang sudah berlangsung sejak Juli 2017 yang lalu.
Selanjutnya, menteri riset dan teknologi Kazakshtan memimpin KTT, hingga dikeluarkannya dua dokumen akhir yaitu “Deklarasi Astana” dan “OIC Science Technology and Innovation (STI) Agenda 2026”. Sebelum KTT dimulai, akan diselenggarakan Pertemuan Tingkat Pejabat Tinggi (SOM) pada 8 September 2017, dan Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) pada 9 September 2017.
Jusuf Kalla merupakan satu-satunya delegasi setingkat wakil presiden di antara antara 20 kepala negara/pemerintahan yang hadir. Rencananya, wakil presiden akan didampingi oleh Ibu Mufidah Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, dan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir. Sebelumnya, Jusuf Kalla mengatakan, di luar forum KTT dia akan menyoroti isu kemanusiaan yang terjadi di Rakhine State, Myanmar dengan sejumlah kepala negara anggota OKI.