REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen DPP PPP Qoyum Abdul Jabar mengakui, ada pola komunikasi koalisi yang berbeda berjalan antara Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dengan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP. "Komunikasi kami dengan Ridwan Kamil (RK) cukup intens. Dan teman-teman di wilayah membangun poros alternatif (bersama Gerindra, Demokrat, dan PAN)," ujar Qoyum kepada Republika.co.id, Kamis (14/9).
Komunikasi koalisi yang berbeda antara DPP dengan DPW PPP ini, diakui dia, bagian dari cara PPP memaksimalkan peluang. Karena, PPP juga memiliki dua kader yang sudah ditawarkan untuk maju di Jabar.
"Di internal kita punya Uu Ruzhanul Ulum (Bupati Taaikmalaya) dan Asep Maosul (Anggota DPR RI FPPP), kalau sekarang santer RK dan Demiz (Dedy Mizwar) kita tawarkan Jabar 2," katanya.
Pilihan PPP untuk Jabar 2 atau cawagub, menurutnya, sangat strategis. PPP di Jabar memiliki sembilan kursi, dan basis massa Islam PPP di Jabar diakuinya cukup signifikan. Ini menjadi alasan bagi PPP berusaha maksimal menempatkan kadernya sebagai salah satu cagub atau cawagub di Jabar.
Begitu juga soal tawaran poros baru dari Demokrat, Gerindra dan PAN, atau tawaran bergabung Nasdem dan PKB. Ia menegaskan, PPP hanya ingin ada kader PPP di sana. "Tentu kalau tidak sebagai cagub ya cawagub," imbuhnya.
Terkait nama yang santer sekarang Ridwan Kamil dan Dedy Mizwar, PPP juga sedang menawarkan kadernya untuk posisi Jabar 2. Kalau dari dua calon yang santer itu ada yang terlebih dulu bersedia dengan tawaran PPP untuk Jabar 2, tentu PPP akan memprioritaskan itu.
"Sekarang ini kan posisi masih sangat cair. Keputusan final masih berproses, kemungkinan keputusan finalnya Oktober nanti," ujar Qoyum.