REPUBLIKA.CO.ID,Bahkan PBB menyebut kezaliman terhadap kaum Muslim Rohingya adalah sebuah pemusnahan bangsa (genocide). Padahal, betapa berharganya nyawa dan kehormatan orang beriman.
Allah SWT sudah memperingatkan betapa berharganya nyawa seorang mukmin: "Siapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutuknya serta menyediakan azab yang pedih baginya." (QS An-Nisa :93).
Demikian pentingnya nyawa ini sampai-sampai Rasulullah SAW mengingatakan bahwa bagi Allah, hancurnya dunia lebih enteng dibanding terbunuhnya seorang mukmin. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW berwasiat: "Sesungguhnya kehancuran dunia bukan merupakan apa-apa di sisi Allah dibanding dengan pembunuhan terhadap orang mukmin tanpa hak" (HR Ibnu Majjah).
Imam Thabrani mengisahkan dari Ibnu Abbas ra, suatu ketika di masa Nabi Muhammad SAW ada seorang Muslim terbunuh secara misterius. Setelah beberapa hari pembunuhnya tak juga ditemukan, Nabi naik mimbar seraya berkata:
‘’Wahai manusia sekalian, pantaskah ada seorang Muslim terbunuh secara misterius sedangkan Nabi masih ada di tengah kalian? Sungguh, andai seluruh penduduk langit dan bumi bersepakat untuk membunuh seorang Muslim, Allah tidak akan segan-segan menjebloskan mereka semua ke neraka!’’
Keteladanan Nabi diikuti penguasa sesudahnya, misalnya Khalifah Al Mu’tashim Billah (180H-227H). Suksesor Khalifah Al Makmun di Baghdad ini seorang Khalifah Bani Abbasiyyah yang terkenal berani. Pada usia 23 tahun, Al Mu’tashim menyerbu Romawi dan menaklukkan Amuria, menewaskan musuh 30 ribu orang dan menawan sekitar 30 ribu orang lainnya (Imam As Suyuthi, Tarikhul Khulafa: 309-311).
Itu semua untuk menebus kehormatan seorang Muslimah saja. Syahdan, seorang Muslimah di Amuria (antara Irak Utara dan Syam) berteriak minta tolong karena kehormatannya dinodai pembesar Romawi. “Dimana engkau Mu’tashim!” ratapnya.
Teriakan itu tak lama kemudian sampai ke telinga Al Mu’tashim. Segera beliau mengerahkan pasukan untuk membela dan membebaskan wanita itu dengan pasukan yang sangat besar. Pasukan itu mengular sedemikian panjang, hingga ketika kepalanya sudah memasuki gerbang Amuriah, ekornya masih di Baghdad. Amuria pun ditaklukkan, dan sang Muslimah dibebaskan.
Semoga kita –dengan segenap kemampuan yang memungkinkan— termasuk bagian dari ekpedisi Al Mu’tashim untuk membantu Rohingya.
PPPA Daarul Qur'an saat ini tengah mempersiapkan perizinan untuk bisa masuk ke tempat-tempat pengungsian di Bangladesh. Insya Allah akhir September tim akan bergerak dengan membawa bantuan dari Masyarakat Indonesia.
Saat ini masyarakat Rohingya masih membutuhkan bantuan dari kita di Indonesia dan masyarakat Indonesia, #KitaBersamaRohingya. Untuk donasi dapat disalurkan melalui Rekening Kemanusiaan atas nama Yayasan Daarul Quran sebagai berikut: BCA 603-030-8059, CIMB Niaga Syariah 520-01-00384-006 dan Mandiri 101-00999-19993 atau klik https://s.id/BANTUROHINGYA