Selasa 26 Sep 2017 17:14 WIB

100 Keramba Ditarget Ditarik dari Jatiluhur Tiap Hari

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Keramba Apung, Waduk Jatiluhur, Kamis (16/5).
Foto: Republika
Keramba Apung, Waduk Jatiluhur, Kamis (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Perum Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur terus menggenjot penertiban kerambang jaring apung selama musim kemarau ini. Targetnya, ada 100 keramba yang bisa ditarik sampai ke darat. Sejak April hingga sekarang, keramba yang sudah dibawa ke daratan mencapai 3.200 unit.

Direktur II PJT II Jatiluhur Harry M Sungguh mengatakan target secara keseluruhan keramba bisa dikosongkan dari Waduk Jatiluhur itu pada akhir Desember 2018 mendatang. Karenanya, sampai saat ini penertiban terus dikebut. Terutama saat musim kemarau. Mengingat, penarikan keramba dari tengah waduk ke daratan jauh lebih mudah dilakukan saat cuaca panas.

"Targetnya setiap hari kita bisa membereskan 100 unit keramba. Namun, hal itu tergantung kondisi petugas di lapangan," ujarnya, kepada Republika.co.id, Selasa (26/9).

Menurut Harry, penertiban keramba ini merupakan komitmen bersama antara PJT II Jatiluhur dengan Pemkab Purwakarta. Sebab, banyak alasan sampai keramba ini harus dizerokan dari waduk terbesar di Jabar ini. Salah satunya, pemakaian pakan ikan yang bertahun-tahun telah mencemari air waduk tersebut.

Air Waduk Jatiluhur ini bukan hanya dibutuhkan untuk irigasi (pertanian saja). Melainkan, menjadi air baku bagi industri dan PDAM. Termasuk untuk mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat Jakarta. Karena itu, keramba-keramba pemilik pembudidaya ikan ini harus ditertibkan.

"Makanya, Pak Bupati Dedi ingin keramba ini dizerokan. Sebab, bila disisakan jadi 4.000 unit, nanti jumlahnya tidak akan terkontrol lagi," ujarnya.

Harry menjelaskan, pihaknya akan mengikuti saran dari pemkab mengenai keramba ini. Apalagi, untuk kelestarian lingkungan Waduk Jatiluhur. Akan tetapi, pihaknya juga tetap memerhatikan nasib pembudidaya asli warga sekitar pesisir waduk.

"Akan ada solusi bagi mereka. Kita sudah kerja sama dengan kementerian kelautan dan perikanan," ujarnya.

Solusinya, bukan lagi budidaya seperti sekarang ini. Melainkan, warga di sekitar Waduk Jatiluhur masih bisa menangkap ikan untuk dijual ataupun dikonsumsi sendiri. Namun, polanya yaitu dengan cara tangkap. Bukan budidaya."Tapi, solusi ini akan diterapkan setelah seluruh keramba berhasil ditarik ke daratan," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement