Sabtu 30 Sep 2017 03:48 WIB

PSHK: Kemenangan Setnov Sudah Terprediksi

Rep: Santi Sopia/ Red: Gita Amanda
Pengunjuk rasa membawa poster Ketua DPR Setya Novanto saat aksi di depan gedung KPK, Jakarta, Kamis (7/9).
Foto: ANTARA
Pengunjuk rasa membawa poster Ketua DPR Setya Novanto saat aksi di depan gedung KPK, Jakarta, Kamis (7/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Miko Susanto Ginting menilai kemenangan praperadilan Setya Novanto (Setnov) sebenarnya sudah terprediksi sejak awal. Sebab paling tidak, menurut dia, beberapa hal terkait persidangan mengkonfirmasi hal itu.

"Misalnya, ketika eksepsi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) ditolak, pihak intervensi tidak diperiksa oleh hakim, permintaan KPK untuk membuka penyadapan tidak dikabulkan, dan seterusnya," kata Miko pada Republika.co.id, Sabtu (30/9).

 

Dalam asumsi ideal, kata dia, sebenarnya tidak ada alasan bagi hakim untuk mengabulkan permohonan praperadilan Setya Novanto. Apalagi sebenarnya praperadilan ini terkait dengan sah atau tidaknya penetapan tersangka berdasarkan bukti yang cukup. "Jadi bukan pemeriksaan pokok perkara," lanjutnya.

 

Pokok perkara yang menentukan perbuatan Setya Novanto benar atau tidak juga belum dilakukan. Artinya, Miko menambahkan, tidak benar bahwa Setnov tidak terbukti melakukan perbuatan yang disangkakan KPK karena pemeriksaan pokok perkara belum dilakukan.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement