Sabtu 30 Sep 2017 10:14 WIB

Pepen Teratas di Survei Calon Wali Kota Bekasi

Rep: EH Ismail/ Red: Hiru Muhammad
Bahas Dana Hibah: Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi memberikan keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan tertutup dengan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama  di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (25/11). Kedatangan Wali Kota Bekasi untuk mengajukan anggaran dana hibah kepada Pemerintah Provinsi DKI. Yasin Habibi/ Republika
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Bahas Dana Hibah: Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi memberikan keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan tertutup dengan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (25/11). Kedatangan Wali Kota Bekasi untuk mengajukan anggaran dana hibah kepada Pemerintah Provinsi DKI. Yasin Habibi/ Republika

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Wali Kota Bekasi Rahmat Efendi muncul sebagai kandidat teratas dalam survei calon wali kota Bekasi ada Pilkada 2018. Survei dilakukan lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI).

Deputi Direktur Eksekutif KedaiKOPI, Vivi Zabkie, mengatakan, survei dilaksanakan dalam dua tahap. Pengumpulan data survei melalui wawancara tatap muka dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok terfokus. 

Survei tatap muka dilaksanakan pada 5-7 September 2017 dengan 400 responden di 40 kelurahan dan margin of error plus minus 4,9 persen. Adapun diskusi kelompok terfokus pada 21 September 2017 melibatkan perwakilan kelompok masyarakat secara beragam.

Menurut Vivi, dari dua metode tersebut, ada tiga nama teratas yang dimunculkan publik, yaitu pejawat Rahmat Efendi yang lebih dikenal dengan sebutan Pepen, mantan wali kota Bekasi Mochtar Muhammad (Emtu/M2), dan Wakil Ketua DPRD Bekasi asal PKS Heri Koswara. 

“Dari tiga nama itu, elektabilitas pejawat paling tinggi, yakni 64,4 persen, kemudian Emtu 14,8 persen, dan Herkos 8,8 persen. Sementara nama kandidat lainnya berada di bawah 4,5 persen,” kata Vivi di Bekasi, Jumat (29/9).

Vivi melanjutkan, apabila ingin menyaingi pejawat, Emtu dan Herkos minimal harus bersatu. Apalagi, popularitas Pepen juga menempati posisi tertinggi, yakni 89,2 persen, disusul Emtu 65,7 persen, Herkos 27,9 persen, Anim Imanudin 24,7 persen, Solihin 18,8 persen, Tumai 13,4 persen, Nur Supriyanto 12,4 persen, Heikal 11 persen, Anggawira 8,8 persen, dan Sutriyono 4,8 persen. Survei tidak memasukkan nama Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu yang hampir pasti bertarung pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat.

“Untuk tingkat partisipasi, 76,2 persen responden menyatakan akan berpartisipasi dalam pilkada Bekasi,” kata dia.

Pepen, kata Vivi, juga diuntungkan dengan hasil survei yang menyebutkan tingkat kepuasan warga Bekasi kepada wali kota saat ini tinggi, yaitu 61,9 persen, Namun, bila merujuk pada Pilgub DKI Jakarta, tingkat kepuasan tidak menjamin pejawat terpilih lagi. Walaupun demikian, faktor kepuasan kinerja dinilai akan menguntungkan pejawat.

Mengenai kriteria karakter yang diinginkan warga Bekasi terhadap figur wali kota mereka, responden menyatakan, wali kota Bekasi di masa mendatang harus kuat agamanya (14,7 persen), santun (14 persen), mengerti kebutuhan rakyat (12,7 persen), dekat dengan rakyat (12,5 persen), dan mau mendengar keluhan rakyat (12,3 persen). “Sisanya beragam, seperti tidak korupsi, tidak kasar, dan dekat dengan Presiden.”

Responden juga menilai, faktor agama sang kandidat (59,1 persen) memengaruhi warga dalam memilih wali kota. Hal yang paling mencolok, sebanyak 91,2 persen warga Kota Bekasi mengaku mampu menentukan pilihan tanpa dipengaruhi orang lain.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement