REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Derita ratusan ribu pengungsi akibat peningkatan aktivitas Gunung Agung di Bali menggugah kepedulian Ikatan Istri Partai Golkar (IIPG). Para istri politikus di partai berlambang beringin itu pun menyerahkan bantuan melalui kegiatan bakti sosial bertema Peduli Erupsi Gunung Agung di Bangli, Singaraja dan Karangasem, Bali, akhir pekan kemarin.
Saat ini, setidaknya ada 143.167 pengungsi yang tersebar di berbagai titik pengungsian. Oleh karena itu, IIPG menggandeng Ikatan Istri Fraksi Partai Golkar (IIFPG) dan IIPG Bali untuk menggelar kegiatan amal di tiga lokasi di Bali itu.
Lokasi baksos IIPG itu adalah Desa Tembok di Kabupaten Singaraja, Desa Pengotan di Kabupaten Bangli, serta Desa Karang Cermen di Kabupaten Karang Asem. Wakil Bendahara Umum IIPG Ade Ricky mengatakan, bantuan yang diserahkan untuk para pengungsi berupa beras sembako, sayur-sayuran, obat-obatan, tikar, selimut, pembalut, perlengkapan mandi dan makanan ringan.
"Walaupun masih dalam status siaga darurat, artinya belum dinyatakan sebagai tanggap darurat, namun membludaknya pengungsi, telah mengetuk kami yang ada di IIPG dan IIFPG untuk segera memberikan bantuan," tutur Ade dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Senin (2/10).
Mengutip pesan Presiden Joko Widodo yang juga sudah menjenguk para pengungsi Gunung Agung, Ade menegaskan bahwa keselamatan tetap harus diprioritaskan. "Kami mengimbau Pemerintah Provinsi Bali untuk tetap memperhatikan kebutuhan dasar pengungsi," pintanya.
Sementara Ketua Bidang Sosial IIPG Nita Christanti Azis yang juga hadir pada baksos itu mengharapkan kegiatan itu bisa membantu para pengungsi akibat aktivitas Gunung Agung. Selain itu, Nita mengharapkan aksi Peduli Erupsi Gunung Agung bisa menyemangati para pengungsi di beberapa titik pengungsian.
"Bakti sosial ini tidak hanya dilihat dari apa dan seberapa banyak bantuan yang kami bawa, tetapi lebih jauh dari itu, kami dari IIPG dan IIFG berkeinginan untuk menunjukkan empati kami dengan berharap kunjungan kami ini dapat menimbulkan semangat baru mereka di pengungsian," tutur Nita.
Menurutnya, pemerintah telah memberi respons cekatan dalam menangani pengungsi. Petugas BNPB pun sudah berjaga-jaga untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.
"Setelah bencana yang menimpa saudara kita akibat letusan Gunung Merapi dan Sinabung, seyogianya kita dapat belajar dari bencana sebelumnya, dan menjadikan pemerintah daerah bekerja sama dengan berbagai pihak dapat lebih siap dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan buruk akibat erupsi Gunung Agung," ucapnya.