REPUBLIKA.CO.ID YOGYAKARTA -- Dalam rangka dukungan program pada rangkaian acara Kirab Pemuda 2017 yang tengah digelorakan Kemenpora saat ini di 34 titik Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia, Gerakan Pemuda Membaca Kitab Suci (GPMKS) juga dilaksanakan. Waktu dan tempat pelaksanaannya juga sama dengan pelaksanaan Kirab Pemuda 2017.
Dengan tujuan memupuk kebhinekaan di kalangan pemuda tanpa memandang suku, ras, dan agama yang berbeda, GPMKS mengemban tanggung jawab besar menyatukan pemuda yang berasal dari 6 (enam) agama di Indonesia untuk membacakan masing-masing kitab suci dalam satu tempat dan waktu yang sama.
“Kegiatan ini adalah langkah awal Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk meningkatkan partisipasi kaum muda dalam kegiatan keagamaan masing-masing. Di saat bersamaan ada momen Kirab Pemuda 2017 dimana para pemuda dari 34 provinsi dengan latar belakang keyakinan agama yang berbeda-beda tengah berkumpul menyuarakan semangat berani bersatu di tengah kebhinekaan. Ini menjadi saat yang tepat untuk menumbuhkan semangat saling menghormati di tengah perbedaan keyakinan yang ada,” kata Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.
Menpora juga menyebutkan bahwa keberagaman yang dimiliki oleh Indonesia adalah suatu keistimewaan bangsa Indonesia yang harus dijaga dengan baik. “Keberagaman adalah takdir terbaik yang Tuhan pilihkan bagi bangsa Indonesia, maka perlu mendapatkan perhatian lebih untuk menjadikan perbedaan tersebut sebagai potensi bukan sebagai ancaman, agar kita bisa hidup rukun, harmonis dan berdampingan,” ujar Menpora lagi.
Sementara itu, Faisal Abdullah selaku Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora sebagai unit pelaksana kegiatan ini mengatakan, “Melalui GPMKS, sisi harmonis ditanamkan kepada para pemuda agar senantiasa menghormati dan memahami ajaran agama masing-masing,” ujarnya.
Menurut data BPS tahun 2009-2015 tingkat partisipasi pemuda dalam kegiatan keagamaan tiap tahun makin menurun. Yakni dari 67,18% pada tahun 2009 ke angka 51,72 persen pada tahun 2015. Data tersebut menjadi landasan utama kegiatan GPMKS ini diadakan.
Pelaksana kegiatan GPMKS, Asisten Deputi Peningkatan IPTEK dan IMTAK Pemuda mengungkapkan data BPS tersebut menjadi landasan utama kegiatan ini. “Kami sebagai asisten deputi yang menangani peningkatan iman dan takwa pemuda merasa sedih atas data yang dikeluarkan BPS tersebut, tetapi sekaligus menjadi pendorong pemerintah untuk turut andil untuk meningkatkan partisipasi pemuda dalam kegiatan keagamaan,” ujar Esa Sukmawijaya selaku Asisten Deputi Peningkatan IPTEK dan IMTAK Pemuda.
Diharapkan ke depan kegiatan GPMKS dapat dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga terkait, Pemda, organisasi keagamaan/kepemudaan seluruh lapisan masyarakat hingga lingkungan keluarga, karena masa depan bangsa ini antara lain ditentukan oleh kesadaran kolektif, termasuk pemuda, terhadap penguatan keyakinan agama masing-masing dalam bingkai NKRI yang senantiasa dijiwai dengan nilai-nilai religius.