Jumat 06 Oct 2017 15:10 WIB

18 Tahun Mentawai, Pembangunan Perlu Dikebut

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolanda
Pantauan udara menggunakan Pesawat Pengintai TNI AU Boeing 737-200 di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Kamis (3/3).  (Republika/Agung Supriyanto)
Pantauan udara menggunakan Pesawat Pengintai TNI AU Boeing 737-200 di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Kamis (3/3). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, resmi menginjak usia 18 tahun per 4 Oktober 2017 kemarin. Ibarat remaja yang beranjak dewasa, di usianya yang ke-18 Mentawai semakin menunjukkan progresivitas pembangunan infrastruktur dan manusianya. Meski tentunya, masih banyak ganjalan yang masih dihadapi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Barat dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mentawai untuk meratakan pembangunan. Namun setidaknya, Mentawai kini sudah jauh lebih berkembang dibanding Mentawai 20 tahun lalu saat pembangunan masih minim dilakukan.

Dalam peringatan hari jadi Kabupetan Kepulauan Mentawai, Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit mengingatkan bahwa hingga dua dekade lalu, Mentawai masih menjadi bagian dari Kabupetan Pariaman. Posisi geografisnya yang jauh dari daratan utama Sumatra membuat pembangunan nyaris tak menjamah kepulauan cantik di Samudra Hindia tersebut. Apalagi, lanjut Nasrul, perekonomian Sumatra Barat belum semaju saat ini.

"Maka strategi awal adalah menyekolahkan anak-anak Mentawai menjadi terdidik dan berilmu pengetahuan sama dengan masyarakat maju saat ini," jelas Nasrul, Kamis (5/10).

Hasilnya kini bisa dilihat. Putra daerah Kepulauan Mentawai, ujar Nasrul, mampu berkarya di level daerah dan pusat. Tak sedikit generasi muda Mentawai yang berhasil menuntut ilmu dan saat ini berprofesi sebagai dokter, guru, pegawai pemerintahan, bahkan Bupati dan Wakil Bupati mereka sendiri.

Nasrul mengakui, beranjak menuju usia dewasa, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dirampungkan untuk memajukan Mentawai. Ia berjanji untuk terus melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk menggenjot pembangunan di Kepulauan Mentawai, terutama infrastruktur jalan, pelabuhan, bandara, dan jaringan komunikasi yang masih terbatas.

"Mentawai hari ini lebih dikenal sebagai daerah wisata yang unik dengan kebudayaannya, indah alamnya, dengan ombak surfing terbaik di dunia," ujar Nasrul.

Potensi pariwisata Kepulauan Mentawai dinilai menjadi senjata ampuh melesatkan perekonomian daerah. Nasrul yakin, bila pengerjaan Bandara Rokot dan pembangunan jalur Trans-Mentawai rampung, maka Mentawai mampu tumbuh menjadi salah satu pusat ekonomi besar di pesisir barat Sumatra.

"Saya bayangkan Mentawai di masa depan dengan industri wisatanya yang mendunia. Mentawai juga akan menjadi daya tarik pertumbuhan ekonomi wilayah barat Sumatra," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement