REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Pemerintah Kota Padang semakin serius membina generasi muda untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya bersama keluarga. Kebijakan ini kemudian tertuang dalam Gerakan 1821.
Jangan salah, ini bukan gerakan unjuk rasa atau aksi damai. Gerakan ini mengajak seluruh orang tua untuk memperhatikan pendidikan anak-anak mereka di antara pukul 18.00 hingga 21.00 di rumahnya.
Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah menjelaskan, kegiatan positif harus dilakukan oleh anak-anak di 'jam penting' tersebut, seperti mengaji, shalat berjamaah, belajar dan pendalaman materi, atau kegiatan positif lainnya bersama keluarga di rumah. Bahkan Pemkot Padang juga akan menginisiasi gerakan mematikan televisi melalui 'Gerakan 1821' tersebut.
Mahyeldi menilai, kebijakan ini penting dilakukan untuk menyiapkan generasi muda yang berkualitas, terlebih Indonesia sedang bersiap menghadapi bonus demografi pada 2020-204 mendatang. Selama periode tersebut, penduduk Indonesia akan didominasi oleh penduduk usia produktif.
"Program penguatan keluarga 1821 sinkron dengan 10 Program Pokok PKK untuk menghadirkan rumah tangga yang kuat dan generasi berkualitas," kata Mahyeldi di Purus, Padang, Ahad (8/10).
Menurut Mahyeldi, agama mengajarkan, menjaga keluarga dan mempersiapkan generasi yang kuat adalah wajib hukumnya. Semua ini, menurutnya, tidak lepas dari peran seorang ibu dalam mendidik anak-anak dan membina rumah tangganya.
"Ibu-ibu memegang peran penting dalam mendidik anak-anak dalam rumah tangga," kata Mahyeldi di hadapan 60 orang kader PKK Purus.
Mahyeldi menambahkan bahwa 'Gerakan 1821' juga bertujuan memaksimalkan kebersamaan anak-anak bersama keluarga. Ia meminta setiap kelurahan hingga RT dan RW untuk membuat kelompok-kelompok percontohan 'Gerakan 1821'.
"Saya harap kelurahan membuat kelompok percontohan di tingkat RW maupun RT," kata Mahyeldi.