Sabtu 14 Oct 2017 05:58 WIB

Kisah Si Pengantar Jenazah

Ambulans PPPA tidak sekadar mengantar jenazah.
Foto: daqu
Ambulans PPPA tidak sekadar mengantar jenazah.

REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG -- Sudah menjadi kebiasaan jika ada seseorang yang meninggal maka para tetangga dan kerabat dekat berkumpul datang bertakziyah (melayat). Tidak sekadar itu mereka juga membantu melayani jenazah hingga ke liang lahat. Terlebih seorang muslim yang melekat kewajiban terhadap saudaranya yang meninggal yakni; memandikan, mengafani, menshalatkan, memakamkan.

Tapi yang dialami oleh almarhum Sugiharto (60) sangat memilukan. Saat ia meninggal rumahnya sepi. Hanya ada segelintir orang saja. Tidak ada yang mengajikan. Mayatnya hanya diurus anak dan menantunya. “Alasan warga sekitar karena ia seorang pendatang,” tutur Rojali petugas layanan Ambulans PPPA Daarul Quran.

Rojali mengatakan awalnya ia mendapat panggilan telepon yang mengabarkan ada warga di sebuah daerah di Tangerang yang meninggal dan butuh bantuan layanan Ambulans. Ia terkaget saat tiba dilokasi tidak ada keramaian seperti layaknya ada yang berduka. “Sepi aja. Hanya ada beberapa orang sedang duduk di bangku plastik,” ujar dia.

Akhirnya, Rojali berinisiatif menanyakan kepada keluarga untuk membantu melayani jenazah. Ia segera menyiapkan peralatan untuk memandikan jenazah dan kain kafan. Tidak lupa ia juga menyiapkan persyaratan administrasif untuk pemakaman.

Sesudah mayat dimandikan dan dikafankan kisah pilu terjadi lagi saat hendak menyalatkan jenazah. Rojali menanyakan di mana jenazah hendak dishalatkan. Ia mendapat jawaban yang mengagetkan dari salah satu pelayat yang datang. “Shalatkan disini saja pak,” kata salah seorang yang ada dilokasi menunjuk halaman rumah almarhum.

“Heh, ini mayat manusia yang butuh penghormatan. Masih ada masjid atau mushala di sekitar sini, kan?” tegas Rojali.

Ia pun akhirnya mencari mushala disekitar lokasi. Akhirnya ia menemukan sebuah mushala dan meminta izin kepada warga yang sedang berbincang untuk melaksanakan shalat jenazah. Izin diberikan tapi para warga yang ada di sekitar mushola tetap duduk tidak beranjak untuk melaksanakan shalat jenazah.

Rojali pun mengaku baru mendapatkan pengalaman seperti ini. Selama ia melayani jenazah biasanya bantuan dari tetangga atau kerabat terdekat sangat baik.

Selain memberikan bantuan ambulans secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkan petugas Ambulans PPPA juga dibekali dengan kemampuan untuk mengurus jenazah jika sewaktu-waktu dibutuhkan oleh warga.

Dukungan untuk Ambulans Kemanusiaan PPPA Daarul Quran ditunaikan dengan berdonasi melalui rekening Kemanusiaan Daarul Qur’an berikut: BCA 603-030-8041, CIMB Niaga Syariah 520-01-00342-00-4 atau klik link berikut: https://s.id/BantuAmbulansKemanusiaan

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement