Senin 16 Oct 2017 14:05 WIB

BOJ Sebut Pasar Mungkin tak Peduli dengan Risiko Geopolitik

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Bank Sentral Jepang
Foto: Reuters
Bank Sentral Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ) Haruhiko Kuroda mewanti-wanti, investor di pasar bisa jadi tidak peduli dengan situasi risiko geopolitik yang memicu turbulensi pasar dan pemulihan ekonomi.

Optimisme terhadap ekonomi global membuat harga saham naik karena investor mengabaikan risiko eskalasi politik seperti ketegangan antara Korea Utara dan AS.

Kuroda melihat pemulihan ekonomi global makin meluas ditinjau dari meningkatnya perdagangan dan produksi. Hal itu berdampak lanjutan pada peningkatan belanja modal dan konsumsi swasta.

Namun ia memperingatkan pemangku kebijakan agar memikirkan betul sejumlah faktor penahan pertumbuhan seperti lesunya produksi, inflasi rendah, dan kondisi geopolitik negara maju.

''Sejauh ini, peningkatan geopolitik belum berdampak pada pasar. Valuasi aset masih naik dan volatilitas masih rendah,'' kata Kuroda seperti dikutip Reuters, Ahad (15/10).

Stabilitas pasar keuangan adalah hal bagus. Tapi ketidakpedulian pelaku pasar terhadap risiko juga laik jadi perhatian.

Di Jepang, kata Kuroda, inflasi masih rendah. Sehingga BOJ masih akan mempertahankan stimulus moneternya.

''Mencapai target inflasi dua persen adalah jalan panjang. Kami masih akan meneruskan keringanan moneter dan semoga terget kami bisa segera tercapai,'' ungkap Kuroda.

Kuroda berada di Washington untuk menghadiri sidang Dana Moneter Internasional (IMF). Ekonomi Jepang tumbuh 2,5 persen pada paruh pertama 2017 karena meningkatnya konsumsi dan belanja swasta. Hal ini memberi harapan pemulihan ekonomi berkelanjutan di sana.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement