REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat 10 kasus penyakit yang paling banyak menyerang pengungsi di Gunung Agung, Bali, diantaranya infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Achmad Yurianto mengatakan, berdasarkan hasil rekapan pasien sampai Senin (16/10), pasien dengan diagnosa ISPA masih menjadi penyakit tertinggi yang dialami oleh pengungsi yaitu 657 kasus.
Kasus ini terjadi kemungkinan dipengaruhi oleh penurunan daya tahan tubuh pengungsi. Namun, kata dia, dalam masa damai seperti di Jakarta pun, ISPA selalu nomer 1 termasuk di dalamnya influenza. "Saat ini memang paling mudah pengungsi terserang ISPA karena cuaca mulai sering hujan dan udara agak dingin," katanya saat dihubungi Republika, Senin (16/10).
Keluhan penyakit terbanyak lainnya, kata dia, yaitu artritis sebanyak 103 kasus yang merupakan keluhan pegal-pegal dan ngilu di otot dan persendian. Kemudian penyakit terbanyak lainnya yaitu dermatitis 59 kasus, gastritis 52 kasus, common cold 65 kasus, febris 72 kasus, malaise 45 kasus, diare 31 kasus, hipertensi 25 kasus, dan rematik 14 kasus. Ia menambahkan, beberapa tindakan yang telah dilakukan terkait dengan hal ini adalah memberikan soasialisasi tentang perilaku hidup bersih sehat (PHBS) di pos pengungsian, maupun pemantauan kondisi kesehatan lingkungan maupun asupan gizi pengungsi. Kedepannya, pihaknya juga berupaya melanjutkan pemberian pelayanan kesehatan di pos pengungsian, pengawasan sanitasi di pos pengungsian.
"Kemudian pemantauan dapur umum di pos-pos pengungsian," ujarnya.
Sebelumnya Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hingga Senin (16/10) pagi, tingkat aktivitas Gunung Agung level IV atau awas. Adapun jumlah masyarakat di sekitar Gunung Agung, Bali, yang mengungsi hingga Ahad (15/10) kemarin masih 139.995 jiwa.