REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terlihat kecewa saat melihat Sungai Pelayaran yang terletak di Kabupaten Demak dipenuhi dengan berbagai jenis sampah sehingga menghambat aliran air.
Di sela kunjungan kerjanya di Kabupaten Demak, Rabu (18/10), orang nomor satu di Pemerintah Provinsi Jateng itu meminta sopir menghentikan mobil dinas yang ditumpanginya. Saat turun dari mobil dinasnya, Ganjar langsung berjalan menuju jembatan yang melintang di atas Sungai Pelayaran di Kecamatan Karangtengah itu.
Ganjar terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat tumpukan sampah di sungai yang kebanyakan berupa sampah plastik, kardus, botol minuman, buah busuk, dan daun sisa pembungkus.
Politikus PDI Perjuangan itu mengatakan tempat pembuangan sampah sementara tidak ada gunanya kalau masyarakat tetap membuang sampah di sungai yang bisa mengakibatkan banjir. "Masyarakat bisa diedukasi agar ikut berperan aktif menjaga kebersihan lingkungan masing-masing, termasuk sungai," ujarnya.
Selain itu, Ganjar mengatakan, sampah juga bisa didaur ulang menjadi produk baru yang bermanfaat bagi masyarakat. "Daur ulang sampah sudah banyak pihak yang melakukannya, dan bisa diterapkan," katanya.
Ganjar kemudian berjalan menuju Pasar Gajah yang letaknya tidak jauh dari Sungai Pelayaran yang dipenuhi sampah. Kondisi di Pasar Gajah ternyata tidak jauh berbeda, berbagai jenis sampah tampak berserakan di hampir semua sudut pasar yang dibangun dan dikelola oleh pihak swasta.
Kepada para pedagang Pasar Gajah yang mengerumuninya, Ganjar meminta tolong agar tidak membuang sampah sembarangan, terutama di sungai.
Kepala Desa Gajah Masrukhin yang ditemui terpisah menjelaskan sampah di Sungai Pelayaran berasal dari para pedagang pasar dan masyarakat sekitar. "Sampah sudah lama menumpuk di sungai dan masyarakat serta pedagang sudah terbiasa membuang sampah ke sungai," ujarnya.
Ia berharap pemerintah daerah setempat menambah jumlah tempat pembuangan sampah sementara di beberapa titik.