Rabu 25 Oct 2017 07:19 WIB

Setahun tak Kuliah, 101 Mahasiswa FK UNIPA Terlantar

Mahasiswa FK Papua berunjuk rasa menuntut berjalannya kembali perkuliahan yang terhenti lebih dari satu tahun. (iustrasi)
Foto: Indah Wainsaf
Mahasiswa FK Papua berunjuk rasa menuntut berjalannya kembali perkuliahan yang terhenti lebih dari satu tahun. (iustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Badan Esekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran Universitas Papua, di Sorong Indah Wainsaf, mengatakan sudah setahun lebih para mahasiwa kedokteran di universitasnya tidak bisa mengikuti kuliah. Hal ini sangat disayangkan karena menjadi beban  berupa terjadinya keresahan sosial yang berkepanjangan.

 

‘’Jadi kami para mahasiwa FK Universitas Papua (UNIPA) sudah sekitar 14 bulan lebih tak bisa kuiiah. Proses belajar mengajar tiba-tiba berhenti atau mandeg tanpa alasan karena ketiadaan tenaga pengajar. Kami para mahasiwa merasa bingung dan prihatin karena seharusnya di antara kami yasudah memasuki ketujuh sudah mulai bersiap untuk melakukan praktik menjadi dokter muda,’’ kata Indah kepada Republika.co.id, di Jakarta, semalam.

Indah mengatakan setelah dikaji para mahasiswa mengetahui bila mengindikasikan proses belajar mengajar itu terjadi karena terhentinya memorandum antara Pemerintah Kabupatan Papua dengan Unipa serta FK UI soal pengiriman tenaga pengajar.

‘’Para dosen dari FK Kedokteran UI yang selama ini mengajar kami tak bisa datang karena tidak ada lagi biaya . Memorandum berhenti dan uang tidak kunjung dicairkan ke Unipa agar tenaga pengajar tersebut bisa mengajar kembai,’’ katanya.

Indah mengatakan macetnya perkuliahan selama lebih dari dua semester itu menjadi prihatin karena pendirian FK Kedokteran di Unipa Sorong adalah program rintisan pihak pemerintah Presiden Joko Widodo. Tiga tahun lalu pendirian fakultas kedokteran ini diresmikan oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir.

Senada dengan Idanh, mahasiswa FK Unipa lainnya Samuel Kamalle mengatakan mulai tahun 2014 setiap tahunnya FK Unipa menerima sekitar 30 sampai 35 mahasiswa.  Jadi sampai sekarang jumlah mahasiswa yang ‘menjadi pengangguran’ sudah mencapai 101 orang. Karena tidak tahan, beberapa mahasiswa sudah berhenti atau berkuliah di tempat lain.’’

“Adanya kasus ini kami pun sudah melakukan lobi ke mana-mana. Bahkan kami pun sudah menggelar aksi demonstrasi. Tapi sayang sampai kini belum ada kejelasan. Kami sudah tiga kali ke Kemenrsitek namun hasilnya tetap tak jelas. Kami ingin mengadu langsung ke Presiden Jokowi tapi belum ada jawaban,’’ ujar Samuel yang mengaku dia bersama delegasi BEM FK Unipa sudah lebih dari sebulan berada di Jakarta untuk mendapatkan kejelasan.

“Kami rencananya hari ini akan berunjuk rasa di kantor Kemenristek Dikti. Mudah-mudahan aspirasi kami didengar dan para mahasiswa bisa kuliah kembali, ‘’ katanya.

Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP asal Papua Barat, Jimmy Demianus Itje mengatakan sangat disayangkan bila perkuliahan di FK Unipa sampai terhenti.  Apalagi keberadaan FK Unipa ini merupakan program pemerintahan Presiden Joowi di dalam meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat Papua.

“Sangat memprihatinkan bila seratus orang lebih dari mahasiswa di sana terlantar karena tidak bisa melakukan kuliah akibat ketiadaan tenaga pengajar. Kalau ada kendala soal dana sebenarnya ada proporsi sebanyak 15 persen dana Otsus Papua untuk bidang kesehatan. Jadi seharusnya dana ini juga diperuntukan untuk penyediaan infrastrukur dan alat kesehatan. Tapi juga untuk mendidik para calon tenaga medisnya,’’ kata Jimmy.

Dia pun berharap agar masalah tersebut segera dituntaskan. Para pihak segera bertemu untuk mengatasi keadaan yang terjadi. Jangan sampai peluang generasi muda Papua menjadi dokter tereliminasi.’’Kita harus selamatkan generasi Papua ini,’’ ujar Jimmy menegaskan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement