Ahad 29 Oct 2017 18:06 WIB

Ada Water Cannon di Pembubaran Festival Pantun Betawi

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Joko Sadewo
polisi
Foto: istimewa
polisi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Festival Pantun Betawi yang dipersiapkan sejak enam bulan yang lalu dibatalkan. Intimidasi dilakukan kepada panitia dan warga agar rencana tersebut tidak dilaksanakan.

Ketua panitia Festival Pantun Betawi, Hadi Wibowo, menyatakan pada malam sebelum pelaksanaan ada sejumlah polisi yang datang dan menghadang proses persiapan festival. Menurutnya polisi tersebut datang sambil membawa water cannon dan senjata laras panjang.

Wibowo menyatakan Kasat Intel Polres, Effendi Sirait, bahwa izin tidak bisa dikeluarkan namun dipersilahkan untuk meneruskan acara. Oleh karena, sepulangnya dari kantor Polres panitia langsung mengadakan koordinasi dengan petugas kelurahan.

Namun yang terjadi mengejutkan pihak panitia. Pukul 19:00 WIB saat Satuan Kepolisian Pamong Praja (Satpol PP) sudah bergerak untuk menutup jalan, beberapa polisi datang untuk membubarkan. Mereka meminta Satpol PP dan panitia agar kembali membuka jalan.

"Saat itu panitia dan organisasi masyarakat (ormas) yang tergabung dalam kepanitiaan berkumpul. Karena tidak ingin ada fitnah yang bermasalah, ormas-ormas tersebut diminta membuka pakaiannya dan menggunakan atribut kepanitiaan. Tapi beberapa polisi langsung menghadang kita," ujar Wibowo ditemui di sekretariat RW 03, Pela Mampang, Jakarta Selatan, Ahad (29/10).

Mereka berusaha untuk meneror dan membubarkan persiapan yang ada. Mereka mengusir truk yang mengangkut peralatan panggung serta sound system. Masyarakat yang ingin mempersiapkan jualannya untuk hari H pun diusir.

"Bahkan pedagang juga diusir yang sudah mulai parkir di pinggir jalan. Dibilang ini EO-nya bermasalah, kabur, nggak bertanggung jawab," ucap Wibowo.

Ternyata intimidasi tidak hanya terjadi di tempat akan berlangsungnya Festival tersebut. Salah satu pengisi acara untuk kegiatan dzikir dan doa pun ikut terkena imbasnya.

Wibowo mendapat laporan dari penanggung jawab (PJ) acara Dzikir dan doa bahwa orang yang akan mengisi acara tersebut diintimidasi. Hal tersebut diketahui pada hari Sabtu pukul 03:15 WIB menjelang subuh.

Akibat dari intimidasi yang dilakukan secara terus menerus panitia merasa akan riskan jika kegiatan terus dilakukan. Pihak panitia pun bersepakat kegiatan Festival Pantun Betawi tidak jadi dilaksanakan.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Jakarta Selatan, Kombes Iwan Kurniawan membantah adanya pencabutan izin Festival Pantun Betawi. Izin diproses setelah semua persyaratan lengkap diberikan kepada pihak Polres Jakarta Selatan.

"Kan izinnya sudah dikeluarkan. Izinnya dikeluarkan sabtu pagi. Kok dibatalkan?" Ucap Kombes Iwan kurniawan saat dihubungi Republika, Ahad (29/10).

Kombes Iwan menyatakan izin dikeluarkan pada Sabtu pagi karena berkas lengkap baru diterima pada Jumat malam. Setelah itu izin diproses dan keesokan harinya izin tersebut dikeluarkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement