REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah, Gungun Haryanto mengatakan, Ridwan Kamil harus hati-hati dan selektif dalam memilih pasangan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) dalam Pemilihan Gubernud Jawa Barat 2018. Pasalnya, kata dia, jika Ridwan Kamil salah dalam memilih Cawagub, akan berpotensi memecah suaranya sendiri.
"Ini kalau tidak hati-hati, bisa jadi melahirkan konflik. Belum lagi juga Golkar terbelah, ada yang ke Dedi Mulyadi ada yang ke Ridwan Kamil," ujar dia saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (31/10).
Untuk saat ini, sementara hanya Ridwan Kamil yang dipastikan bisa mencalonkan diri dalam Pilgub Jabar 2018 nanti karena dipastikan mendapat dukungan 38 kursi di Parlemen Daerah Jabar. 38 kursi yang didapat dari empat Partai Politik (Parpol) ini menjadi kehati-hatian Ridwan Kamil, sebab, calon bisa dipastikan dijajakan dari kader salah satu Parpol pendukung.
"Ini juga kesulitan tersendiri mengingat masing-masing parpol harus mengajukan nama wakilnya," jelas dia.
Gugun menilai ada dua colon kuat yang berpotensi mendampingi Ridwan Kamil dalam kontestasi politik Jabar. Nama pertama adalah kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Uu Rozhanul Ulum yang saat ini menjabat sebagai Bupati Tasikmalaya, sedangkan nama kedua dari Kader Partai Golkar, Daniel Muttaqien yang menjabat sebagai Bupati Indramayu.
Gungun mengatakan, ada tiga faktor yang dinamis di kontestasi elektoral di Jabar, yang pertama adalah faktor figur, yang kedua dalah mesin parpol, kemudian kebijakan pemilih. Faktor figur tersebut bisa menjadi pisau bermata dua jika Ridwan Kamil salah memilih figur Cawagub dalam Pilgub 2018.
"Tiga hal yang menjadi faktor dinamisnya, figur, partai dan pemilih, termasuk dalam menentukan wakil gubernur itu," ujar dia mengakhiri.