REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sebanyak 33 siswa SDN 1 Muara, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, diduga keracunan jajanan yang mereka beli di lingkungan sekolah, Kamis (2/11). Polisi pun sudah meminta keterangan dari penjual jajanan tersebut.
Peristiwa itu bermula saat parasiswa itu membeli jajanan crepes yang dijual oleh penjual keliling di depan sekolah mereka, sekitar pukul 07.00 WIB. Selang satu jam setelah menyantap jajanan yang sedang tren itu, para siswa tersebut mengalami mual dan kepalapusing.
Tak hanya itu, sejumlah siswa bahkan muntah-muntah. Melihat hal tersebut, pihak sekolah dibantu orang tua siswa yang sedang menunggui anak mereka di sekolah langsung membawa para korban ke Puskesmas Suranenggala. "Saya beli crepes rasa strawberry," tutur salah seorang siswa yang menjadi korban dugaan keracunan itu, Fazilah Hafiza.
Fazilah mengaku sudah menyantap sarapansebelum berangkat sekolah. Dia tergiur membeli crepes karena jajanan itu tergolong baru dijual di lingkungan sekolah. Namun setelah menyantapnya, dia mengaku mual dan pusing.
Dokter fungsional di Puskesmas Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Gunawan AHS menjelaskan, dari 33 korban, hanya empat siswa yang dirawat. Pasalnya, selain mual, muntah dan pusing, keempatnya juga mengalami sesak napas. "Untuk siswa yang lain sudah boleh pulang," kata Gunawan.
Gunawan menyatakan, tim medis Puskesmas Suranenggala sudah mengambil sampel jajanan yang menyebabkan puluhan siswa keracunan. Sampel tersebut kemudian diserahkan ke dinas terkait untuk diteliti lebih lanjut.
Pihak kepolisian telah meminta keterangan dari penjual jajanan crepes, berinisial YA (39), warga Desa Pegagan Kidul, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon. Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti, seperti gerobak jualan milik YA dan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat crepes.
"Semua bahan dan peralatan yang diamankan akan diuji di laboratorium. Untuk saat ini kami belum bisa memastikan penyebab keracunan," terang Kanit Reskrim Polsek Kapetakan, Aiptu Supendi.