REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Alquran El Fawaz mengadakan open house bagi masyarakat umum dan orang tua siswa. Sekolah yang sudah berdiri selama tujuh tahun itu, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memuliakan Alquran agar hidup manusia tersebut juga terangkat derajatnya.
Salah satu hafiz Alquran ternama yang masih berusia 15 tahun, Syakir Daulay mengemukakan pengalaman-pengalaman rohani semenjak hidupnya dekat dengan Alquran. Kemudahan dalam menjalani berbagai urusan hidupnya, satu per satu ia alami secara langsung.
“Kalau kita mencintai Allah dan Rasulallah SAW, maka Allah akan mencintai kita. Kalau Allah sudah cinta dengan hamba-Nya, pokoknya orang tersebut tidak akan pernah hidup susah deh. Allah akan jaga keluarga kita, “ujar dia dalam paparan pengalaman yang ia sampaikan di depan khalayak di SDIT El Fawaz, Sabtu (4/11) siang.
Syakir mengibaratkan juga dengan setumpuk kertas kosong yang diletakkan begitu saja sembarangan. Namun, ketika kertas-kertas itu dicetak bersama ayat-ayat Alquran, setumpuk kertas itu akan memiliki makna lebih mulia.
“Yang mulia itu kan ayat-ayat Alquran-nya, tetapi kalau selesai membaca Alquran yang dicium pasti sampul Alquran-nya. Yang mulia ayatnya tapi yang dicium sampulnya. Kertas itu jadi ikut dimuliakan karena didalamnya berisi ayat-ayatnya. Begitu juga dengan manusia, “ujar dia.
Alquran berisi ayat-ayat yang manis bagi orang-orang yang membacanya, dan manis bagi orang-orang yang mencintainya. Hanya saja, manisnya Alquran tidak akan bisa dirasakan jika manusianya itu sendiri tidak mau mencoba.
“Teh manis saja kalau belum dicobain tidak akan terasa manisnya. Alquran juga seperti itu. Manisnya tidak akan kita rasakan kalau kita belum mau membacanya. Allah hanya memberikan itu pada orang-orang yang mau mencintai Alquran. Kita harus jadikan Alquran pedoman dalam hidup kita, bukan pajangan, “kata Syakir lagi.
Mungkin, Syakir melanjutkan bercerita pengalaman rohaninya, terkadang sebagai manusia masih banyak yang merasa biasa saja pada Alquran, dan masih suka mengeluh, bahkan masih mengalami kesusahan. Dan ini dimungkinkan karena manusia itu masih jauh dari cintanya Allah swt, sehingga Allah pun belum memandangnya dengan cinta.
“Alhamdulillah rezekinya berkah kalau dekat dengan Alquran. Insya Allah kita akan diberikan kemuliaan di dunia dan akhirat. Saya sendiri sudah merasakannya. Dulu siapa sih yang tahu Syakir, siapa sih yang tahu keluarga Syakir, tapi sekarang alhamdulillah, jelas dia.
Kini Syakir Daulay sedang melakukan shootinh sinetron stripping berjudul Anak Masjid. Kehadirannydi layar kaca juga dinantikan lantaran ia memiliki wajah Arab. Syakir berasal dari Bireun, Aceh.
Open house SDIT El Fawaz juga mengadakan sejumlah perlombaan, seperti lomba mewarnai dan lomba tahfizh Alquran se-TK Jakarta Selatan. Selain itu ada sejumlah bazaar yang memamerkan tas, tupperware, serta kerudung dan gamis.