REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto menegaskan selama ini kepolisian serius dalam menyelesaikan kasus Novel Baswedan. Menurut Rikwanto, saat ini penyidik Polda Metro Jaya dibantu Bareskrim Polri masih berupaya mengungkap dan terus mencari pelaku penyiraman terhadap penyidik senior di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.
"Belum terungkapnya kasus tersebut bukan berarti karena penyidik tidak bekerja atau tidak serius mengungkap. Namun kendala teknis yang ditemukan di lapangan sering membuat proses penyidikan menemui jalan buntu. Dan ini bisa membuat penyidik harus kembali ke proses awal lagi," tutur Rikwanto, Ahad (5/11).
Rikwanto melanjutkan, meskipun sampai saat ini pelaku penyiraman terhadap Novel belum terungkap. Namun penyidik Polda Metro Jaya sudah melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh dan permasalahan yang menimpa Novel masih menjadipekerjaan rumah bagi penyidik Polda Metro Jaya.
"Sudah kurang lebih enam bulan kasus penyiraman tersebut belum terungkap juga siapa pelakunya. Walaupun sudah lima orang diduga pelaku diamankan dan diperiksa oleh penyidik untuk menguji alibi masing-masing dan disimpulkan hasilnya mereka tidak terlibat," ucap Rikwanto.
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan sampai saat ini KPK terus mengawal penyelesaian kasus Novel. "Kami kawal, saya kan ikut terus di tim itu," tegas Saut.
Namun, Saut tak memungkiri agak meragukan bila usulan dibentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) dapat mrnemukan fakta baru. Menurutnya, pembentukan TGPF kurang efisien dan efektif.
Sebelumnya, Mantan KPK Abraham Samad mendesak agar pimpinan KPK segera membentuk TGPF kasus penyerangan kepada Novel Baswedan kepada Presiden Joko Widodo. Menurut Samad, yang menjadi dorongan pembentukan TGPF adalah untuk mengungkap siapa sebenarnya pelaku penyerangan tersebut.
Karena, sambung Samad, bila kasus penyerangan ini tak bisa terungkap maka akan menggangu keberadaan KPK dalam pemberantasn korupsi.
Novel Baswedan disiram air keras oleh dua pengendara motor di dekat rumahnya pada 11 April 2017 seusai shalat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya. Mata Novel mengalami kerusakan sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapura sejak 12 April 2017.