Jumat 10 Nov 2017 14:21 WIB

Penyanderaan di Papua, Polri: 'Ibu-Ibu Diberi Akses Keluar'

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andri Saubani
Irjen Pol Setyo Wasisto, Kepala Divisi Humas Polri
Foto: Beawiharta/Reuters
Irjen Pol Setyo Wasisto, Kepala Divisi Humas Polri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi masih belum mendapatkan laporan adanya kekerasan fisik yang terjadi dalam penyekapan warga di sejumlah perkampungan sekitar Tembagapura, Papua. Ibu-ibu di sana juga diperbolehkan atau diberikan akses untuk keluar berbelanja.

"Secara fisik saya belum dapat laporan. Tapi kalau secara psikis kan pasti, karena dengan tidak boleh keluar saja sudah kekerasan itu," ungkap Kadiv Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto di Taman Makam Pahlawan  Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (10/11).

Setyo mengatakan, kondisi yang ia ketahui saat ini, para penyandera yang merupakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) masih memperbolehkan ibu-ibu untuk keluar. Tapi, para lelaki tetap tak diperbolehkan keluar.

"Sepanjang yang saya ketahui, mereka masih baik karena ibu-ibu masih diberikan akses untuk keluar berbelanja. Tapi yang laki-laki tidak bisa. Padahal mereka kan yang melakukan penambangan," jelas dia.

Di lokasi penyanderaan tersebut, kata Setyo, penduduknya tak hanya penduduk lokal. Ada pendatang pula dari daerah lain berjumlah sekitar 300 orang yang tersandera di sana. Menurut Setyo, penyanderaan itu dilakukan untuk melokalisasi penduduk agar dapat dipalak atau dimintai uang terus-menerus.

"KKB, mereka selama ini sudah merasakan ada keuntungan ekonomi dengan mengutipi, memalaki kepada mereka-mereka (warga) itu. Nah sekarang itu mereka dilokalisir oleh KKB untuk dikutip terus," terang dia.

Untuk itu, kata dia, saat ini Polda setempat sudah berkoordinasi dengan TNI. Pihaknya juga sedang memetakan kekuatan KKB saat ini, di samping terus mengupayakan adanya negosiasi. "Karena dengan negosiasi diharapkan tidak timbul korban yang lebih banyak. Karena kalau nanti korbannya masyarakat kan kasihan," ujar Setyo.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement