REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keributan dikabarkan terjadi di Rutan Teroris Korps Brimob Cabang Rutan Salemba, Jumat (10/11) sore sekitar pukul 16.00 WIB. Keributan dilakukan oleh tahanan teroris yang mengakibatkan rusaknya sejumlah fasilitas rutan.
Sebuah pesan yang tersebar di media menyebutkan, pemicu kerusuhan disebabkan karena petugas melempar kitab suci Alquran. Melalui keterangan tertulisnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Rikwanto menyebutkan, pesan berantai tersebut adalah hoaks.
Pesan hoax tersebut berbunyi:
#Update
#mako_brimob
#rusuh
Telah terjadi kerusuhan di mako brimob kelapa dua depok tawanan teroris membakar dan menghancurkan ruangan karena petugas jaga ahmad dan timnya melempar alquran dan mengakibatkan para tawanan mengamuk. Sampai saat ini kerusuhan di mako brimob masih berlanjut 3 blok terbakar dan pintu hancur. Semaua, doakan ikhwah2 kita yang ditawan di Mako Brimob.
#AlfathChannel
Rikwanto pun membantah pesan tersebut. Adapun melalui keterangan tertulisnya Rikwanto menjelaskan, setelah shalat Jumat, para tahanan di masukan ke sel masing-masing. Setelah masuk, piket Densus melepas kunci yang ada di kamar A5 dan C 5 (RB) karena ada selotan kunci dari dalam. "Demi keamanan dan memudahkan putugas piket membuka pintu sel," jelas Rikwanto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/11).
Sambil melaksanakan giat tersebut, piket densus melaksanakan penggeledahan di kamar tersebut dan di temukan ponsel sebanya 4 buah. Ponsel tersebut milik Juhanda, Saulihun, Kairul Anam dan Jumali. Karena kegiatan pemeriksaan tersebut, salah satu tahanan ada yang merasa tidak terima dan memancing petugas dengan ucapan macam macam.
"Kemudian anggota ada yang terpancing ucapan mereka dan ada tahanan yang sambil Takbir keras-keras sehingga memancing tahanan blok sebelahnya," jelas Rikwanto.
Anggota piket pun melakukan tindakan dengan tembakan ke atas untuk pertanda terjadinya keributan dan peringatan kepada para narapidana. Saat ini, suasana sudah bisa diredakan oleh anggota piket. "Setelah itu anggota siaga di piketan sambil menunggu perkembangan, namun para tahanan tetap masih ada yang takbir takbir sehingga memicu yang lain," lanjutnya.