Sabtu 11 Nov 2017 21:43 WIB

'Jabatan Panglima TNI Sebaiknya Digilir Tiap Angkatan'

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Endro Yuwanto
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo
Foto: AP/Achmad Ibrahim,
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Direktur Imparsial Al Araf menyatakan, rotasi pergantian panglima TNI secara bergiliran antarangkatan penting dilakukan. Dengan demikian, soliditas dan profesionalisme dalam tubuh TNI dapat terbangun.

"Kami menilai mengacu UU TNI Nomor 34/2004, pergantian panglima TNI sebaiknya dijabat secara bergantian dari tiap angkatan yang sedang atau pernah menjabat sebagai kepala staf angkatan. Itu artinya, penggantian Panglima TNI saat ini sepatutnya berasal dari Angkatan Udara ataupun Angkatan Laut," kata Al dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (11/11).

Menurut Al, rotasi tersebut bukan hanya penting karena menjadi amanat UU, tetapi juga demi membangun soliditas dan profesionalitas di dalam tubuh TNI. Pihaknya menilai, memang sudah semestinya presiden segera memikirkan dan mempertimbangkan untuk pergantian panglima TNI.

"Dalam bulan ini atau paling lambat dua bulan ke depan. Mengingat masa jabatan panglima TNI saat ini, Jenderal Gatot Nurmantyo yang tidak lama lagi akan memasuki masa pensiun," jelas Al.

Ada beberapa alasan yang melandasi mengapa presiden perlu memikirkan secepatnya terkait pergantian panglima TNI. Menurut Al, penting untuk diingat, proses pergantian panglima TNI nantinya membutuhkan persetujuan DPR RI.

Selain itu, proses pergantian panglima TNI akan berdampak pada penyegaran di dalam tubuh TNI. Pergantian itu pun, lanjut Al, demi kepentingan regenerasi di dalam tubuh TNI. "Sebagaimana diketahui, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo adalah perwira angkatan 1982 yang sebagian besar perwira di angkatannya baik di TNI maupun di Polri sudah pensiun," kata dia.

Al mengatakan, proses pergantian TNI kali ini sudah sepantasnya diselaraskan dengan agenda kepentingan pemerintah untuk membangun kekuatan maritim. Untuk itu perlu penggantian panglima TNI dari Angkatan Udara dan Angkatan Laut. "Karena membangun maritim security membutuhkan bangunan kekuatan yang terintegrasi antara Angkatan Udara dan Angkatan Laut dengan tidak meninggalkan kekuatan Angkatan Darat," tutur dia.

Al juga menjelaskan, panglima TNI yang baru nantinya juga perlu meningkatkan modernisasi alutista. Dengan diikuti peningkatan kesejahteraan prajurit demi terciptanya tentara yang profesional dan modern. "Untuk kepentingan itu semua, maka sudah sepantasnya presiden segera melakukan pergantian panglima TNI dengan mengikuti rotasi sesuai UU TNI," jelas dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement