Senin 20 Nov 2017 19:57 WIB

Bupati Bandung Minta Pembuatan Kolam Retensi Dipercepat

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Gita Amanda
Warga menyaksikan luapan sungai Citepus yang mengakibatkan banjir di kawasan Pagarsih, Bandung, Jawa Barat, Kamis (16 /11).
Foto: Antara/Novrian Arbi
Warga menyaksikan luapan sungai Citepus yang mengakibatkan banjir di kawasan Pagarsih, Bandung, Jawa Barat, Kamis (16 /11).

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Bupati Bandung, Dadang M Naser berharap proses pembuatan kolam retensi di Kampung Cienteung, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung bisa dipercepat pembangunannya. Sehingga ke depan bencana banjir yang setiap terjadi di wilayah tersebut bisa diminimalisasi. Oleh karena itu, pihaknya akan segera berkoordinasi lebih lanjut dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).

"Pembuatan danau retensi sedang dilakukan. Pembebasan lahan kurang lebih delapan hektare atau sebanyak 504 bidang berdasarkan catatan dengan anggaran sebanyak Rp 152 miliar," katanya, Senin (20/11). Katanya, kolam tersebut dapat menampung luapan air Sungai Citarum.

 

Menurutnya, saat ini baru Rp 33 miliar disiapkan sementara untuk penggantian pembebasan lahan, sedangkan untuk kegiatan fisiknya sekitar Rp 200 miliar dan diperkirakan akan selesai tahun 2018 mendatang.

 

Namun, ia menuturkan, saat dilakukan pendataan terakhir, total lahan yang dibebaskan seluruhnya ada 546 bidang dari 596 penerima. Dengan luasan lahan bertambah menjadi mencapai 8,7 hektare. Di mana sekitar 114 bidang dan 146 penerima telah dilakukan pembebasan pada tahap I oleh BBWS Citarum.

 

"Pembebasan lahan menyisakan lahan seluas 7.590 meter persegi dengan 38 penerima pada tahap akhir nanti, ungkapnya.

 

Dadang M Naser menambahkan, nilai appraisal yang akan diberikan pada penerima, jumlahnya akan disesuaikan dengan perhintungan tertentu, Jadi setiap penerima jumlahnya mungkin tidak sama, katanya. Menurutnya, penanganan masalah banjir di Kabupaten Bandung adalah masalah bersama. Sebab sejak tahun 1980 banjir sudah melanda Bandung saat itu.

 

Ia menuturkan, penanganan lahan kritis di Kecamatan Kertasari menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Bandung. Sebab wilayah itu adalah hulu sungai Citarum yang keberadaannya sangat dinantikan oleh jutaan penduduk Jawa Barat.

 

Jika lahan kritis di Kertasari tidak segera ditangani, maka akan mengakibatkan sedimentasi yang demikian tinggi di aliran sungai Citarum, untuk itu saya sangat memprioritaskan penanganan lahan kritis di daerah hulu saat itu, katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement