REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina menghormati keputusan Robert Mugabe untuk mengundurkan diri sebagai Presiden Zimbabwe. Cina selama ini diketahui memiliki hubungan dekat dengan Zimbabwe dan juga dengan Mugabe.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Lu Kang mengatakan, Cina dengan senang hati berharap Zimbabwe akan damai dan dapat secara tepat menyelesaikan masalah melalui perundingan. Cina juga menegaskan kebijakannya terhadap negara tersebut tidak akan berubah.
"Cina menghormati keputusan Mugabe untuk mengundurkan diri. Dia tetap menjadi teman baik rakyat Cina. Mugabe telah membuat kontribusi bersejarah terhadap kemerdekaan dan pembebasan Zimbabwe," kata Lu Rabu (22/11).
Ketika ditanya mengenai usulan AS untuk melakukan pemilihan bebas di Zimbabwe, Lu mengatakan Cina percaya Zimbabwe dapat menangani urusannya sendiri. Cina juga berharap negara-negara lain tidak ikut campur.
Cina dan Zimbabwe memiliki hubungan diplomatik dan ekonomi yang erat. Cina telah mendukung pemerintahan Mugabe dalam menghadapi sanksi ekonomi Barat, serta dalam berinvestasi pada proyek-proyek otomotif, berlian, tembakau, dan pembangkit listrik.
Pada Agustus, Zimbabwe mengatakan, sebuah perusahaan Cina berencana untuk menginvestasikan hingga 2 miliar dolar AS, untuk menghidupkan kembali operasi Zimbabwe Iron and Steel Company (ZISCO). ZISCO telah menghentikan produksi pada 2008 pada puncak krisis ekonomi.
Di tahun itu, Cina memveto resolusi PBB yang didukung oleh Barat yang mengusulkan untuk memberlakukan embargo senjata terhadap Zimbabwe. Resolusi itu juga akan melakukan pembatasan anggaran dan pembatasan perjalanan bagi Mugabe serta 13 pejabat lainnya.
Mugabe yang kini berusia 93 tahun telah bertahan selama sepekan setelah tentara mengambil alih pemerintahannya. Ia akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri pada Selasa (21/11), beberapa saat setelah parlemen memulai proses pemakzulan.
Tentara Zimbabwe merebut kekuasaan setelah Mugabe memecat mantan Wakil Presidennya, Emmerson Mnangagwa yang diunggulkan untuk menggantikannya. Tentara juga mencegah Mugabe untuk memberikan jalan kepada istrinya, Grace, untuk menjadi presiden.
Mnangagwa diperkirakan akan dilantik dalam beberapa hari dan menjalani sisa masa jabatan Mugabe sampai pemilihan berikutnya, yang harus diadakan pada September 2018.