Ahad 26 Nov 2017 23:26 WIB

Tingkat Konsumsi Beras di Sukabumi Masih Tinggi

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Winda Destiana Putri
Beras
Beras

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Tingkat konsumsi beras di kalangan warga Kabupaten Sukabumi masih cukup tinggi. Padahal idealnya tingkat konsumsi pangan ini harus seimbang antara beras (karbohidrat), daging, dan sayuran serta buah-buahan.

"Berdasarkan pola pangan harapan (PPH), tingkat konsumsi pangan masih didominasi golongan karbohidrat terutama beras," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sukabumi, Sudrajat Ahad (26/11). Posisi selanjutnya kata dia ditempati daging dan terakhir sayuran serta buah.

Kondisi ini ungkap Sudrajat, menunjukkan masih adanya ketimpangan pola konsumsi karbohidrat yang masih terlalu tinggi dibandingkan yang lain. Seharusnya kata dia tingkat konsumsi diubah menjadi sayuran yang pertama kemudian beras dan daging.

Menurut Sudrajat, pola konsumsi pangan masyarakat ini setiap tahunnya dihitung untuk mengetahui perkembangannya. Langkah ini kata dia dilakukan untuk mengetahui kondisi pangan masyarakat terutama dalam penentuan kebijakan yang bertujuan membentuk generasi muda yang kuat dan dinamis ke depan.

Di sisi lain ungkap Sudrajat, pemkab juga berupaya menjaga ketersediaan pangan di daerah. Contohnya untuk beras sejak lima tahun terakir ini mengalami surplus pada kisaran 250 ribu ton hingga 360 ribu ton per tahun. Dalam artian kata dia terdapat sisa yang tidak dikonsumsi oleh warga Sukabumi mencapai minimal 250 ribu ton.

"Dikatakan Sudrajat, di Sukabumi dipastikan tidak ada beras impor. Mungkin ada beras impor untuk konsumsi khusus di restoran yang luar biasa," cetus dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement