Selasa 28 Nov 2017 15:13 WIB

Muamalat Incar CASA dari Tabungan Haji dan Umrah

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia, Achmad Kusna Permana, memberi sambutan Program Rezeki Haji Berkah Bank Muamalat di Muamalat Tower, Jakarta, Selasa (28/11).
Foto: Republika/Fuji Pratiwi
Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia, Achmad Kusna Permana, memberi sambutan Program Rezeki Haji Berkah Bank Muamalat di Muamalat Tower, Jakarta, Selasa (28/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Muamalat Indonesia (BMI) mengincar dana murah (CASA) dari tabungan haji dan umrah sehingga kedepan marjin pembiayaan BMI bisa lebih kompetitif.

Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia, Achmad Kusna Permana mengakui, rasio CASA terhadap deposito di BMI saat ini masih rendah. Dengan nilai-nilai yang kuat sejak awal, BMI ingin menyasar komunitas yangs sesuai untuk memperkuat CASA.

Nasabah pembiayaan bagus akan BMI dapat bila biaya dananya rendah. ''Kalau CASA rendah, biaya dana jadi tinggi sehingga nasabah pembiayaan masih dapat marjin tinggi. Kami benahi di sana,'' ungkap Permana usai peluncuran program Rezeki Haji Berkah (RHB) di Muamalat Tower, Selasa (28/11).

Per Oktober 2017, BMI memiliki 430 ribu akun tabungan haji dan umrah. Mereka akan distrimulasi untuk mendorong perbaikan struktur dana pihak ketiga (DPK). Sementara dana haji dari pemerintah sendiri yang masuk CASA melalui giro hanya Rp 10 miliar.

Soal berapa lama perbaikan struktur DPK bisa BMI lakukan, Permana menyatakan belum bisa menyampaikan berapa lama. Nasabah BMI ada empat juta meski yang aktif 30-40 persennya saja. Tapi potensinya besar untuk digali.

Bisnis yang kuat di segmen komunitas Muslim akan jadi fokus. Begitu pula pemerintah karena lebih aman untuk mengantisipasi kondisi 2018 yang secara umum masih belum terlalu bagus untuk perbankan syariah.

Dengan imbal hasil dana haji di deposito setara 6,25 persen, BMI harus memberi marjin yang cukup dan aman. Pelaku industri perbankan syariah sendiri sudah bertemu Bank Indonesia dan diajak bicara seputar pembiayaan potensial untuk perbankan syariah. Salah satunya pembiayaan proyek pemerintah yang aman meski tidak harus infrastruktur.

''Imbah hasil dan ROA tidak terlalu tinggi, tapi aman dibanding pembiayaan komersial pada umumnya,'' kata Permana.

Head of Consumer Liability BMI Agus Andipratama Amir mengatakan, di segmen haji khusus BMI menguasai 43 persen pangsa pasar dan segmen haji reguler 12 persen. BMI ingin bisa menaikkan pangsa pasar haji reguler hingga 20 persen dalam dua tiga tahun ke depan.

''Akan ada pengembangan di berbagai hal termasuk yang berkaitan dengan teknologi dalam dua tahun ke depan sehingga pangsa 20 persen adalah hal yang memungkinkan,'' ungkap Agus.

BMI mencatat, pada 2013-2017 pertumbuhan rata-rata tabungan haji dan umrah BMI mencapai Rp 100 miliar tiap tahunnya. Total dana kelolaan tabungan haji dan umrah BMI sendiri mencapai Rp 1,2 triliun.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement