REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Induk perusahaan (holding) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tambang resmi terbentuk. Untuk selanjutnya, selain memiliki prioritas holding dan masing-masing perusahaan, target untuk membeli saham Freeport juga menjadi salah satu yang harus dilakukan.
Direktur Utama PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) (Persero) Budi Gunadi Sadikin mengatakan proses untuk memasukan Freeport ke dalam holding tambang diprediksi berjalan baik. "Untuk perusahaan yang ada di Papua ini (Freeport), intinya progresnya bagus. Mohon doa restu mudah-mudahan anggota-anggota holding-nya bisa tambah jadi empat, jadi lima," kata Budi di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu (29/11).
Budi mengungkapkan selain Freeport, holding tambang juga akan mengakuisisi yang lainnya pada tahun depan. Dia menuturkan ada kemungkinan PT Timah akan melakukan hal tersebut dengan melakukan ekspansi namun Budi masih enggan menjelaskan lebih detail.
Sementara itu, Budi menjelaskan total equity setelah holding tambang terbentuk bisa mendekati Rp 40 triliun hingga Rp 60 triliun. "Kalau di perbankan bisa tiga kalilah rasio equity-nya. Tiga kali jadi Rp 60 triliun bisa pinjam sebanyak Rp 180 triliun," jelas Budi.
Dengan angka tersebut, Budi masih yakin holding tambang yang kini sudah resmi terbentuk mampu untuk membeli saham Freeport. Dia memastikan untuk selanjutnya hanya perlu dihitung saja agar mampu memberli saham Freeport.
Holding tambang untuk selanjutnya menargetkan bisa membeli 41,64 persen saham Freeport meski belum diketahui valuasi sahamnya. Meskipun begitu, dari 41,64 persen saham yang belum dibeli ada jatah 10 persen dari untuk pemerintah daerah.