Ahad 03 Dec 2017 20:07 WIB

Kasus Difteri Belum Ditemukan di Kota Sukabumi

Rep: riga nurul iman/ Red: Muhammad Subarkah
Difteri menular melalui percikan ludah saat penderita batuk atau bersin, pemakaian barang-barang yang telah terkontaminasi bakterinya, atau sentuhan langsung dengan luka borok difteri.
Foto: dok Republika
Difteri menular melalui percikan ludah saat penderita batuk atau bersin, pemakaian barang-barang yang telah terkontaminasi bakterinya, atau sentuhan langsung dengan luka borok difteri.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kasus penyakit difteri di Kota Sukabumi belum ditemukan. Meskipun demikian petugas kesehatan di Kota Sukabumi tetap mewaspadai penyebaran penyakit tersebut.

Alhamdulillah di Kota Sukabumi sampai hari ini belum ditemukan kasus difteri, ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, Ritaneny kepada Republika, Ahad (3/12). Namun lanjut dia jajaran dinkes tetap waspada dan menyiapkan sejumlah langkah pencegahan dan antisipasi.

Di antaranya ungkap Rita, mulai dari upaya promotif dan preventif ke masyarakat melalui puskesmas dan tim yang ada di semua fasilitas layanan kesehatan. Kegiatan tersebut lanjut dia akan terus digiatkan dari waktu ke waktu.

Selain itu kata Rita, untuk kasus difteri pencegahannya adalah melalui imunisasi yang diberikan sejak bayi sampai usia sekolah dan remaja. Hal ini kata dia menjadi perhatian serius dari pemerintah daerah.

Kepala Seksi Surveilans Imunisasi, Dinkes Kota Sukabumi Eri Nasution menambahkan, petugas di lapangan belum menemukan kasus difteri di Kota Sukabumi  Pada tahun ini terang dia hanya ada satu kasus suspect difteri  atau diduga difteri.

Namun ungkap Eri, setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium hasilnya menyebutkan negatif difteri. Sehingga kata dia hingga kini Kota Sukabumi bisa dipastikan masih aman dari difteri.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes Kota Sukabumi Lulis Delawati menerangkan, untuk menghindari berbagai penyakit menular diperlukan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tengah masyarakat. Jika masyarakat menggiatkannya maka berbagai macam penyakit bisa dihindari termasuk yang menular, cetus dia.

Upaya PHBS ini ujar Lulis, rutin disampaikan kepada warga dalam berbagai kegiatan. Harapannya kata dia tingkat penyebaran kasus penyakit menular bisa ditekan.

Sebelumnya, Kemenkes mencatat sepanjang 2017 ini sebanyak 19 provinsi sudah melaporkan suspect kejadian luar biasa (KLB) difteri. Kejadian kasus ini merupakan kumulatif mulai dari Januari 2017 hingga Desember 2017.

Penyakit difteri yang disebarkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae ini bisa menyebabkan kematian.n riga nurul iman

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement