REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Sekitar 75 persen ternak milik pengungsi Gunung Agung telah dievakuasi. Kepala Seksi Tanggap Darurat dan Kegawatdaruratan Pusat Pengendalian dan Operasional di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, I Komang Kusumaedi mengatakan tim siaga bencana menargetkan 14 ekor ternak di wilayah terdampak berhasil dievakuasi.
"Sejak status awas 23 September 2017 hingga 6 Desember 2017, tim berhasil mengevakuasi 10.628 ekor ternak," kata Kusumaedi, Kamis (7/12).
Jumlah dan jenis ternak yang berhasil dievakuasi sampai saat ini adalah 8.821 ekor sapi, 1.017 ekor kambing, dan 790 ekor babi. Tempat penampungan ternak sementara menyebar di lima kabupaten, yaitu Klungkung (156 ekor), Buleleng (1.340 ekor), Karangasem (1.236 ekor), Gianyar (133 ekor), dan Bangli (17 ekor).
Kusumaedi mengatakan tim menyediakan 16 titik penampungan ternak dan masih memverifikasi rencana tempat penampungan baru. Pendataan ternak yang belum dievakuasi di daerah kawasan rawan bencana (KRB) terus dilakukan.
"Masyarakat juga diimbau untuk mengungsikan diri dan ternak mereka ke zona aman," kata Kusumaedi.
Pengungsi tak perlu khawatir karena pakan ternak juga disiapkan. Saat ini BPBD Bali mendata total 229 ton konsentrat disiapkan, dan 70,1 ton sudah didistribusikan. Tim juga menyalurkan 15.750 kilogram (kg) jerami, 50,5 ton pakan berupa hijauan, 63 ton pucuk tebu, 10 ton hay rumput kering, lima ton campuran pakan berupa jerami, rumput, dan batang pisang, serta 57.940 kg silase.
Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan sebanyak 22 desa dari total 78 desa di Karangasem dinyatakan sebagai KRB terdampak erupsi Gunung Agung. Mereka yang berada dalam radius delapan kilometer (km) hingga perluasan sektoralnya 10 km adalah Desa Sebudi, Amerta Bhuana, Duda Utara, Muncan, Peringsari, Selat, Pempatan, Besakih, Menanga, Sukadana, Ban, Baturinggit, Kubu, Dukuh, Tulamben, Buana Giri, Jungutan, Bebandem, Datah, Nawakerti, Pidpid, dan Ababi.
"BNPB mendata sekitar 14 ribu ekor ternak berada di zona merah ini. Seluruhnya perlu diungsikan," katanya.
Hewan ternak, kata Sutopo menjadi salah satu alasan warga tidak mau mengungsi, atau kembali lagi ke rumah setelah berada di pengungsian. BNPB menyiapkan sejumlah kendaraan untuk mengevakuasi ternak ke wilayah aman.
Karangasem merupakan ujung tombak sektor peternakan Bali. Populasi sapi kabupaten yang terletak di lereng Gunung Agung ini rata-rata 110 ribu ekor per tahun. Dari total 406 ribu jumlah penduduk, hampir 56 persen menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dengan menjadi peternak.
Ancaman erupsi di tengah status awas Gunung Agung membuat masyarakat Karangasem yang banyak menggantungkan hidup sebagai peternak terpaksa turun gunung. Warga yang memilih mengungsi bahkan mengobral sapi-sapi mereka kepada makelar yang memanfaatkan situasi genting.
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement