REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Untuk memenuhi pendanaan tahun depan, Lembaga Pembiayaan Eskpor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank masih akan melakukan pinjaman dan menerbitkan obligasi. Keduanya dilakukan pula dalam memenuhi kebutuhan pendanaan tahun ini.
Direktur Eksekutif LPEI Sinthya Roesli mengatakan, nilai obligasi yang akan diterbitkan pada 2018 tergantung Kementerian Keuangan (Kemenkeu). "Saya tidak bisa katakan sekarang, tergantung Kemenkeu mau tumbuhnya agresif atau di sekitar 10 persen. Jadi tergantung nanti," jelasnya kepada wartawan di Batam, Kamis (7/12).
Ia menjelaskan, setengah porsi pendanaan bisa didapatkan dari obligasi. Lalu setengahnya lagi dari pinjaman, tergantung kebutuhan. "Karena kita lihatnya, kapan sih jatuh tempo, itu kan maturity profile dari pedagang kita tidak sama setiap tahun. Kalau banyak yang jatuh tempo, kita bisa funding dari obligasi atau pinjaman, tidak bisa dipastikan harus 50:50," tutur Sinthya.
Dalam kesempatan serupa, kata dia, tahun ini, Indonesia Eximbank mulai fokus memasuki pasar ekspor nontradisional. Agustus lalu, misalnya, perusahaan sudah membuka pasar ekspor ke Afrika dan Nigeria.
"Memang (perusahaan) Indonesia tidak telalu masuk ke sana. Padahal Afrika pasar potensial," katanya.
Sebagai informasi, per kuartal III 2017, aset Indonesia Eximbank telah menembus Rp 108,675. Peningkatan tersebut cukup signifikan karena sebelumnya pada 2016 hanya Rp 100,669 miliar, lalu pada 2015 sebesar Rp 84,971 miliar.