Selasa 12 Dec 2017 11:38 WIB

Anies: Banjir Kemarin Tanggung Jawab Saya

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Endro Yuwanto
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau panel listrik mesin pompa yang rusak ditemani Operator Pompa Mulyadi.
Foto: Foto: Mg01
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau panel listrik mesin pompa yang rusak ditemani Operator Pompa Mulyadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guyuran hujan lebat di Jakarta pada Senin (11/12) membuat banyak titik di wilayah ibu kota tidak bisa dilewati kendaraan untuk sesaat. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, dirinya sebagai orang nomor satu di DKI bertanggung jawab penuh atas banjir tersebut.

"Saya bertanggung jawab. Jadi ketika kejadian (banjir) kemarin saya tahu ini tanggung jawab saya. Dan saya instruksikan apa yang menjadi amanat dari saya ke bawah untuk memastikan sampai di ujung paling bawah semua akan bertanggung jawab," kata Anies di Balai Kota, Senin (12/12).

Anies mengaku ada beberapa masalah hingga menyebabkan terjadi banjir, salah satunya tidak berfungsinya beberapa pompa sebagaimana seharusnya. Kata dia, di Jakarta ada 145 rumah pompa, 152 pompa stasioner, dan 150 pompa mobile atau bergerak.

"Nah kemarin yang tidak berfungsi itu yang di Dukuh Atas sehingga menimbulkan genangan, dua yang berfungsi sehingga perlu waktu satu jam (untuk surut) yang seharusnya tidak terjadi," ujar Anies.

Anies menambahkan, banjir parah yang juga terjadi di Jalan Gatot Subroto bagian selatan dan Jalan Rasuna Said disebabkan tali air yang terhambat proyek yang sedang berjalan, baik MRT, LRT, maupun proyek lain. Ia mengaku telah menginstruksikan jajarannya untuk memastikan tali air di semua proyek berjalan lancar. "Tapi kami bersyukur bahwa genangan itu surut relatif cepat," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement