Sabtu 07 Oct 2017 09:19 WIB

Bisnis Kaca Hias dari Barang Bekas

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Atika Baswedan, binaan Semen Indonesia.
Foto: semen indonesia
Atika Baswedan, binaan Semen Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Botol-botol kaca bekas yang semula teronggok, berhasil Atika Baswedan ubah jadi barang bernilai tambah. Dengan tambahan modal, Atika memvariasikan produk dan mulai ekspansi.

Setelah kehilangan anak pertama pada 2007 silam, Atika mulai mencari kesibukan untuk menghilangkan kesibukan. Semula, Atika membuat dan menjual kue kering produksi dapurnya.

Saat menjaga toko barang antik milik kakaknya, sang kakak menyarankan agar botol-botol kaca bekas yang ada di sana coba Atika hias dan mungkin laik dijual. Setelah belajar kepada temannya yang sudah lebih dulu mendalami hias kaca selama dua pekan, Atika mulai menghasilkan karya sendiri di atas barang pecah belah di galeri milik kakaknya. Botol-botol bekas yang semula kurang berharga, jadi lebih bernilai bahkan hingga 10 kali lipatnya setelah dihias.

Atika menyukai motif tumbuhan dan hewan. Setelah menjajal melukis menggunakan cat kaca yang diimpor dari Italia, Atika mulai menjual karyanya. Setahun kemudian, dengan modal Rp 5 juta, Atika kemudian membuka Carnadia Gallery di Surabaya untuk menjual botol kaca daur ulang lukis karyanya.

Usahanya semakin lancar ketika menjadi mitra binaan Semen Indonesia pada 2011. Berkenalan dengan Semen Indonesia, Atika mendapat akses modal Rp 10 juta yang ia gunakan membeli barang pecah belah impor untuk dilukis.

Setelah bergabung dengan Dekranasda Surabaya, Carnadia Gallery berkesempatan mengikuti pameran di Gramedia Expo Surabaya. Berbahan botol kaca bekas, produknya menarik perhatian. Botol-botol dan kendi berbentuk unik membuat produknya jadi berbeda meski hias kaca bukan hal baru di Surabaya.

''Akhirnya, itu jadi ciri khas produk kami,'' ungkap Atika seperti didokumentasikan dalam Buku UKM Indonesia, Tumbuh dan Maju Bersama Semen Indonesia.

Soal distribusi dan promosi, Atika masih lebih memilih pameran. Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) termasuk jadi ajang tahunan yang rutin ia ikuti sejak 2009. Pameran itulah yang membuka pintu ke pasar internasional seperti Cina, India, dan Jerman. Di pasar domestik, Pemerintah Kota Surabaya jadi langganannya.

Ia yakin prospek usaha kaca lukis masih cemerlang. Selain belum banyak pemain, kreasi juga masih luas untuk eksplorasi. Atika ingin kelak Carnadia Gallery memiliki ruang pamer sendiri setelah selama ini produknya dititipkan di sentra UKM di Middle East Ring Road (MERR) Surabaya dan gerai Dinas Koperasi UMKM Jatim.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement