REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menantang generasi penerus untuk bisa memahami sejarah bangsa Indonesia. Nur Wahid mengatakan, sebagai kaum muda, seharusnya anak Indonesia sudah cukup memahami sejarah bangsa karena kurikulum sekolah mengajarkan hal tersebut.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini membandingkan, generasi muda yang mengenyam pendidikan di bangku sekolah konvensional dengan dirinya yang merupakan alumni pesantren. "Saya sekolah konvensional cuma sampai SD. Setelah itu mondok (pesantren) sampai SMA. Lalu kuliah setahun di Indonesia lanjut ke Madinah, Arab Saudi ambil S1 sampai S3 di sana dari 1980 sampai 1993. Tapi, saya tahu sejarah Indonesia," kata Nur Wahid dalam kegiatan sosialisasi empat pilar kebangsaan di Gedung Bappeda, Provinsi Jambi, Selasa (19/12).
Pernyataan ini Nur Wahid sampaikan di depan masyarakat Jambi yang didominasi oleh remaja. Nur Wahid mengatakan, ingin merangsang hasrat para hadirin untuk belajar sejarah karena nilai yang bisa diambil sangatlah positif.
Menurut Nur Wahid, salah satu cara agar mengetahui sejarah Indonesia adalah dengan menelaah empat pilar kebangsaan. Di dalamnya, sejarah Indonesia termuat dalam empat unsur, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Contohnya, tentang perjuangan para intelektual bangsa dalam mendirikan negara Indonesia.
"Pelajari dengan baik. Pahami maknanya, masa kalah dengan saya yang alumni pesantren dan luar negeri. Saya tahu sejarah Indonesia karena belajar, kalian juga harus begitu," kata politis berusia 57 tahun tahun ini.