REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menjamin ketersediaan vaksin difteri untuk program imunisasi ulang atau Outbreak Response Immunization (ORI) dan Antidifteri Serum (ADS) untuk pengobatan pasien difteri tercukupi. Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Jumat (29/12), mengatakan, PT Bio Farma selaku produsen vaksin dan Badan Kesehatan Dunia Wilayah Asia Tenggara (WHO SEARO) membantu penyediaan vaksin dan obat ADS untuk menutupi kebutuhan Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri di Indonesia.
"Penyediaan vaksin sebagai wujud Nawacita, di mana negara hadir untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara," kata Nila, Jumat.
Kemenkes juga meminta PT Bio Farma untuk memperbanyak produksi vaksin agar setiap orang tua bisa melengkapi imunisasi dasar anak-anaknya dan untuk memenuhi kebutuhan ORI. Selain itu, apabila persediaan vaksin difteri mencukupi, dapat digunakan untuk masyarakat di luar program ORI. Nila mengatakan vaksin untuk ORI atau untuk memenuhi kebutuhan dasar imunisasi harus selalu tersedia.
Nila meminta Bio Farma memprioritaskan persediaan vaksin untuk Indonesia, setelah itu baru untuk kepentingan ekspor. Bio Farma sebelumnya juga telah menyumbang 700 vial ADS untuk kebutuhan pasien difteri. Nila juga mengatakan WHO SEARO telah menyumbangkan ADS sebanyak 500 vial untuk keperluan kasus KLB difteri di Indonesia.
"Pekan lalu, WHO SEARO melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di New Delhi mengirimkan 500 vial Antidifteri Serum. Artinya, baik masyarakat maupun pasien difteri tidak perlu khawatir lagi soal pengobatannya," kata Nila.