REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Garut menyatakan peredaran narkotika jenis ganja mengancam berbagai kalangan masyarakat Garut karena cenderung mudah ditemukan dan harganya terjangkau.
"Ganja ini dominan di Garut, karena harganya lebih murah, ancaman bahayanya sama," kata Kepala BNN Kabupaten Garut, Anas Saepudin saat jumpa pers kinerja BNN selama 2017 di Garut, Jumat (29/12).
Ia menuturkan, berdasarkan informasi dari kepolisian bahwa peredaran narkotika di Kabupaten Garut adalah jenis ganja kemudian sabu-sabu.
Khusus ganja, kata dia, peredarannya tidak mengenal kalangan, semua status sosial, kaum pekerja bahkan pengangguran, termasuk kalangan pelajar juga rawan terjerat penyalahgunaan ganja. "Ganja ini tidak mengenal kalangan, bisa pekerja bisa pengangguran, usia pelajar dan mahasiswa, sehingga perlu diwaspadai," katanya.
Ia mengungkapkan, pada 2016 BNN Garut berhasil mengungkap peredaran ganja dengan barang bukti 2 kilogram ganja, kemudian pada 2017 sebanyak 392,47 gram ganja.
Bahkan BNN Garut kerjasama dengan BNN Provinsi Jawa Barat, kata Anas, berhasil menggagalkan peredaran ganja sebanyak 68 kilogram yang diduga akan diedarkan di Garut. "Tahun ini pula BNN Kabupaten Garut berhasil menggagalkan upaya pengiriman narkotika jenis ganja ke Garut," katanya.
Ia berharap, adanya kerjasama dengan semua elemen masyarakat untuk berupaya melakukan gerakan pemberantasan narkoba di Garut. "Perlu diwaspadai dan upaya yang serius dengan seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat dalam memberantas narkoba," katanya.