Ahad 31 Dec 2017 13:22 WIB

Demo Iran, Massa Bentrok dan Serang Gedung Negara

Demonstrasi Anti-Pemerintah di Teheran, Sabtu (30/12)
Foto: EPA-EFE/STR
Demonstrasi Anti-Pemerintah di Teheran, Sabtu (30/12)

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Protes-protes di jalan raya melanda Iran untuk hari ketiga pada Sabtu, menyebar ke ibu kota Teheran dan kerumunan massa bentrok dengan polisi, menyerang sejumlah gedung negara, dan sebuah laporan media sosial mengatakan dua pengunjuk rasa ditembak hingga mati di sebuah kota provinsi.

Gelombang demonstrasi anti pemerintah, dipicu sebagian oleh kekecewaan atas kesulitan ekonomi dan dugaan korupsi, paling serius sejak pergolakan beberapa bulan pada 2009 yang terjadi setelah terpilihnya kembali Presiden waktu itu Mahmoud Ahmadinejad yang menimbulkan perselisihan.

Protes-protes pada Sabtu, pada kenyataannya, bersamaan dengan pawai-pawai yang ditaja negara di seantero Iran untuk menandai penumpasan akhir pergolakan pada 2009 oleh pasukan keamanan, dengan beberapa peristiwa pro pemerintah di Teheran dan Mashad, kota kedua Iran.

Pawai-pawai pro pemerintah berlangsung di 1.200 kota, menurut laporan televisi negara. Pada saat yang sama unjuk rasa antipemerintah terjadi juga di sejumlah kota dan di Teheran untuk pertama kali tempat para pemrotes bentrok dan melempari polisi antihuru-hara di sekitar universitas utama, dengan kerumunan massa propemerintah di dekatnya.

Video-video yang diunggah ke media sosial dari Dorud, kota di bagian barat, menunjukkan dua anak muda tergeletak di tanah tak bergerak, bersimbah darah, dan terdengar suara mereka ditembak hingga mati oleh polisi antihuru-hara yang menembaki para pengunjuk rasa.

Sejumlah pemerotes lain di video berteriak, "Saya akan bunuh siapa saja yang bunuh saudaraku!" Video tersebut, seperti yang diunggah selama gelombang protes, tidak dapat segera diketahui apakah otentik atau tidak.

Dalam tayangan sebelumnya, para pengunjuk rasa di Dorud berteriak,"Matilah diktator," merujuk kepada Pemimpin Tertinggi Ayatullah Ali Khamenei. Video media sosial dari Mashad memperlihatkan para pengunjuk rasa membalikkan sebuah mobil polisi dan motor-motor polisi dibakar.

Di Teheran, kantor berita semi resmi Fars melaporkan hingga 70 mahasiswa berkumpul di depan universitas utamanya dan melempar kayu-kayu ke arah polisi, juga meneriakkan,"Matilah diktator." Foto di media sosial menunjukkan polisi anti huru-hara yang menggunakan pentungan membubarkan para pmerotes yang berpawai di jalan-jalan terdekat, dan menahan beberapa di antara mereka. Kantor berita mahasiswa ISNA melaporkan polisi menutup stasiun metro untuk mencegah lebih banyak pengunjuk rasa berdatangan.

Di Teheran dan Karaj, sebelah barat ibu kota, para pemrotes memcahkan kaca-kaca jendela di gedung-gedung negara dan membakar berbagai benda di jalan-jalan. Brigadir Jenderal Esmail Kowsari, deputi kepala keamanan Garda Revolusi di Teheran, mengatakan situasi di ibu kota terkendali dan memperingatkan para pemerotes akan menghadapi "tindakan keras" jika huru-hara masih tetap berlangsung.

"Jikalau orang-orang turun ke jalan-jalan karena harga-harga tinggi, mereka hendaknya tidak meneriakkan slogan-slsogan (antipemerintah) dan membakar properti publik dan mobil-mobil," kata Kowsari kepada ISNA.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement