Senin 01 Jan 2018 17:35 WIB

Jateng Berpotensi Menjadi Pusat Wisata Religi Internasional

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Dwi Murdaningsih
Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang terletak di jalan Gajah Raya, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (24/11).
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang terletak di jalan Gajah Raya, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Jawa Tengah berpotensi menjadi pusat wisata religi tak hanya di level nasional, namun juga global. Daerah ini memiliki keragaman destinasi wisata religi, yang bernilai sejarah.

Wisatawan dapat melihat situs-situs agama bernilai sejarah sekaligus melihat bagamana interaksi antar umat beragama yang hidup dengan damai di Jawa Tengah.

"Candi- candi besar, baik Hindu maupun Budha seperti Prambanan dan Borobudur ada di Jawa Tengah. Termasuk candi Hindu yang lebih tua (red; Candi Gedongsongo)," kata calon gubernur (cagub) Jawa Tengah, Sudirman Said di Semarang, Jawa Tengah, Ahad (31/12).

Mantan Menteri ESDM ini juga mengatakan, aktivitas dakwah Walisongo dalam menyebarkan agama Islam sepanjang pesisir JawaTengah merupakan proses syiar Islam yang fenomenal dengan pendekatan kultural. Jejak dan kiprah Walisongo ini juga masih bisa dijumpai di Jawa Tengah.

Kemudian cerita mendaratnya Laksamana Cheng Ho sangat kaya pembelajaran. Ada juga pagoda, sekolah seminari tertua yang ada di Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

"Semua ini merupakan penanda penting bagaimana kehidupan beragama di Jawa Tengah berlangsung dengan harmonis dan penuhdamai. Ini aset yang luar biasa untuk mejadikan Jawa Tengah sebagai pusat wisata religi internasional," kata dia.

Ia juga akan berupaya membantumenjadikan Jawa Tengah sebagai pusat wisata religi nasional maupuninternasional. Untuk itu sejumlah hal perlu dibenahi, di antaranya sarana dan prasarana fisik, serta pembenahan manajemen.

Sementara itu, mengisi liburan pengujung  tahun 2017, cagub yang diusung Partai Gerindra, PAN dan PKS ini melakukansafari situs religi, dengan mengajak serta keluarga besarnya.

Mereka mengunjungi sejumlah situs religi di Semarang, sepanjang Ahad. Kunjungan dimulai dari Gereja Blenduk, KlentengSam Pho Kong dan dilanjutkan ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di kawasan Gayamsari. Rombongan juga menyempatkan mengunjungi Vihara Buddhagaya Watugong dan terakhir mengunjungi Candi Gedong Songo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement