REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Penulis yang juga influencer media sosial Saudi, Sultan Al-Mousa, mempromosikan agar orang-orang mengunjungi pameran artefak kuno di Museum Nasional Riyadh. Apalagi, artefak-artefak itu akan segera dibawa tur ke negara lain.
"Ayo segera kunjungi mereka, sebelum mereka dibawa tur ke Jepang dan seluruh dunia," kata dia dilansir Arab News, Senin (1/1). Museum Nasional Riyadh adalah rumah bagi beragam barang antik, manuskrip, dokumen dan artefak lain yang menampilkan era masa lalu Kerajaan dalam bentuk visual.
Al-Mousa adalah seorang influencer yang terpikat oleh sejarah dan peradaban manusia di masa lalu. Dia sudah mempelajari banyak bidang antropologi karena kecintaannya pada peradaban kuno.
Awalnya, dia mengaku tidak tertarik. Namun, setelah ia mempelajarinya, ada sesuatu yang menariknya. Hingga akhirnya ia sadar, dengan pendekatan Vision 2030 dan keinginan Crown Prince Mohammed bin Salman untuk berkonsentrasi pada kedalaman budaya Kerajaan, pandangannya telah berubah.
Al-Mousa berbicara tentang sejarah Saudi dan peradaban yang ada di Jazirah Arab. "Kita memiliki peradaban bersejarah yang banyak dan besar," kata dia.
Ada Madaan Saleh, yang disebutkan dalam Alquran. Peradaban Kinda, yang pertama dan yang kedua, Fao, Al-Daydan dan Aad dan Thamud yang berada di Quarter Kosong, dan Ouk di Tabuk. Masalahnya, semua peradaban masa lalu dianggap tabu.
Banyak yang dilarang dipublikasikan. "Jika mengunjungi Madaan Saleh, Anda akan menemukan beberapa patung dipecah-pecah oleh peluru," katanya.
Kaum ekstremis ingin menghancurkan monumen-monumen berharga yang terdaftar di UNESCO pada tahun 2008. "Alquran telah menyebutkan situs dan peradaban ini sebagai pelajaran bagi umat Islam," ujar Al-Mousa.
Saudi memang sedang melakukan transformasi fenomenal. Pada tahun 2013, Komisi Pariwisata dan Warisan Dunia Saudi mengundang dua syekh dari Dewan Tertinggi Beasiswa Arab Saudi, Abdullah bin Suleiman Al-Manee dan Abdullah Al-Mutlaq, untuk mengunjungi Maddan Saleh dalam upaya untuk menghilangkan kepercayaan lama bahwa situs bersejarah dilarang dikunjungi.
Video dari dua sheik tersebut diunggah di YouTube. Al-Mousa menunjuk pentingnya sejarah. "Ketika ekonomi Yunani runtuh, mereka diselamatkan oleh kuil-kuil para dewa kuno," katanya.
Sejarah memiliki cara melestarikan masa lalu, sekarang dan masa depan. Berkonsentrasi pada peradaban masa lalu dan sejarah kita, serta sejarah dunia akan membantu ekonomi berkembang.
Buku terbarunya, sebuah novel sejarah yang didasarkan pada kehidupan Nefertiti, telah menarik hati banyak orang. "Wanita sempurna" itu telah menemukan kesuksesan di antara banyak pembaca.
Buku yang mengisahkan kisah almarhum ratu Mesir tersebut disambut oleh banyak orang Mesir yang mengagumi novel tersebut dan sangat memikirkannya. Di masa depan, film akan berubah menjadi film atau serial.