REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Radius aman untuk beraktivitas terhitung mulai Kamis (4/1) diturunkan menjadi 6 km dari puncak Gunung Agung. Dengan penurunan daerah berbahaya tersebut maka ribuan masyarakat yang mengungsi dari desa yang aman sudah dibolehkan untuk pulang ke rumahnya masing-masing.
"Kepala PVMBG telah melaporkan kepada BNPB untuk mengambil langkah-langkah penanganan pengungsi. Dengan penurunan daerah berbahaya yaitu menjadi di dalam radius 6 kilometer maka ribuan masyarakat yang mengungsi yang berasal dari desa yang aman boleh pulang ke rumahnya masing-masing," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang didapat Republika.co.id, Kamis (4/1).
Berdasarkan analisis peta kawasan rawan bencana terdapat 12 desa di dalam radius 6 kilometer dari puncak kawah. 12 desa tersebut harus dikosongkan dan warganya harus mengungsi. Dari 12 desa tersebut terdapat 7 desa yang ada penduduknya dan 5 desa yang tidak memiliki penduduk dalam radius 6 kilometer dari puncak kawah.
Tujuh desa dengan 20 Banjar yang penduduknya masih harus mengungsi adalah :
1. Desa Jungutan (Br. Dinas Yeh Kori, Br. Desa Galih)
2. Desa Buana Giri (Br. Dinas Tanah Aron, Br. Dinas Bhuana Kerta, Br. Dinas Kemoning, Br. Desa Nangka)
3. Desa Sebudi (Br. Dinas Sogra, Br. Dinas Lebih, Br. Dinas Badeg Dukuh, Br. Dinas Telung Buana)
4. Desa Besakih (Br. Dinas Temukus)
5. Desa Datah (Br. Dinas Kedampel)
6. Desa Baturinggit (Br. Dinas Bantas)
7. Desa Ban (Br. Dinas Pengalusan, Br. Dinas Cegi, Br. Dinas Daya, Br. Dinas Pucang, Br. Dinas Belong, Br. Dinas Bonyoh, Br. Dinas Cutcut).
Diperkirakan terdapat 17.115 jiwa yang tinggal di tujuh desa (20 banjar) yang berada dalam radius 6 kilometer tersebut. Sementara masyarakat yang tinggal di luar radius enam km tersebut kondisinya aman, normal dan masyarakat dapat kembali ke rumah masing-masing.
Saat ini sebagian pengungsi telah kembali ke rumahnya masing-masing setelah mendapat informasi desanya aman. Hingga Kamis (4/1) pagi ini jumlah pengungsi 70.610 jiwa yang tersebar di 240 titik pengungsian.
Pengungsi ini berada di tempat yang jauh dari desa asalnya dan terdapat di 9 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Buleleng (9.983 jiwa), Klungkung (10.964 jiwa), Karangasem (42.908 jiwa), Bangli (1.017 jiwa), Tabanan (733 jiwa), Kota Denpasar (748 jiwa), Gianyar (3.507 jiwa), Badung (590 jiwa), dan Jembrana 9205 jiwa).
"Agar pemulangan pengungsi dapat berjalan dengan tertib, BNPB bersama Satgas Tanggap Darurat Penanganan Erupsi Gunung Agung terus melakukan koordinasi. Pendataan diperlukan untuk pemulangan pengungsi. Kendaraan disiapkan untuk memfasilitasi para pengungsi yang akan pulang," ucap Sutopo.
Pasebaya juga dikatakan akan terus menginformasikan kepada masyarakat terkait penurunan radius berbahaya Gunung Agung. Bukan hanya pemulangan pengungsi saja yang dilakukan tetapi juga terkait dukungan logistik, pemindahan pengungsi ke titik yang lebih dekat dan lainnya.
Sementara itu aktivitas vulkanik Gunung Agung tercatat masih cukup tinggi dan fluktuatif. Hasil analisis data visual dan instrumental meliputi seismik, deformasi dan geokimia, menunjukkan bahwa saat ini Gunung Agung masih berada dalam fase erupsi.
Material erupsi berupa lava yang mengisi kawah, hembusan/letusan abu, dan lontaran batuan di sekitar kawah masih berpotensi terjadi. Perkiraan potensi bahaya saat ini berupa lontaran batu pijar, pasir, kerikil, dan hujan abu pekat juga lahar hujan diperkirakan melanda area di dalam radius 6 kilometer dari kawah.