REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Forum Rafflesia dan Amorphophalus (Foramor) Indonesia secara resmi berdiri bertepatan dengan peringatan 25 tahun penetapan Rafflesia sebagai bunga nasional dengan nama padma raksasa yang merupakan puspa langka pada 9 Januari.
"Hari ini kami telah mendaftarkan Foramor Indonesia ke notaris untuk mendapatkan akta notaris sebagai legalitas pendirian forum ini resmi secara hukum," kata Ketua Foramor Indonesia Sofi Mursidawati saat dihubungi dari Bogor, Jawa Barat, Selasa (9/1).
Sofi mengatakan Foramor Indonesia sudah terbentuk sejak September 2015, merupakan hasil dari simposium internasional tentang Padma Raksasa Indonesia Rafflesia dan Amorphophallus di Bengkulu.
Simposium tersebut diselenggarakan oleh LIPI bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Provinsi Bengkulu. "Sejak terbentuk sudah banyak kegiatan yang dilakukan, hanya saja belum terkonsentrasi dan bersifat pasial," kata Sofi yang juga peneliti Rafflesia dari LIPI.
Foramor Indonesia beranggotakan para pemangku kepentingan baik dari kalangan peneliti LIPI, akademisi, KLHK, pemerintah daerah, LSM, dan lembaga konservasi.
Tujuan pembentukan forum tersebut adalah untuk mengawal pelaksanaan konservasi Rafflesia dan Amorphophalus di Indonesia.
Menurut Sofi pihaknya tidak merencanakan pendaftaran legalitas Foramor Indonesia bersamaan dengan peringatan 25 tahun penetapan Rafflesia Arnoldi sebagai puspa langka Indonesia.
Dan uniknya lagi mesin pencari Google Doodle ikut merayakannya dengan memasang gambar padma raksasa Indonesia tersebut.
"Kebetulan saja, kami tidak tahu kalau hari ini perayaan 25 tahun Rafflesia Arnoldi, kebetulan sama, dengan didaftarkannya akta notaris Foroamor Indonesia juga resmi berdiri di tanggal yang sama," kata Sofi.
Sofi mengatakan dengan memiliki legalitas yang resmi Foramor Indonesia siap mengawal upaya konservasi Rafflesia dan Amorphophalus di Indonesia agar teroganisir dan tersistem dengan baik.
Keberadaan Foramor Indonesia juga berfungsi untuk melacak keberadaan pada raksasa tersebut di seluruh daerah. Selain itu untuk melakukan penelitian, konservasi dan pariwisata serta semua kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian Rafflesia serta Amorphophalus.
"Kami juga mendapatkan laporan kalau di Kalimantan Barat juga terdapat sebaran Rafflesia. Ini baru saja dilaporkan oleh pihak KLHK. Sekarang kita tau Rafflesia tidak hanya ada di Sumatera, dan Jawa, tapi di Kalimantan juga," katanya.
Dengan adanya forum tersebut, lanjut Sofi, pihaknya dapat menampung lebih banyak informasi tentang keberadaan padma raksasa dan mendorong penggalakan sektor pariwisata dengan keberadaaan dua bunga langka tersebut.
Selama ini keberadaan bunga raksasa selalu menjadi objek wisata di daerah tetapi tidak terogranisir dengan baik, pengunjung dari dalam maupun luar negeri dapat bebas mendekat dan memotret dari jarak dekat.
Padahal kegiatan tersebut dapat merusak habitat Rafflesia maupun Amorphophalus, karena tidak adanya sistem pengarahan bagi pengujung yang ingin melihat bunga langkah tersebut dari dekat. "Kadang pengunjung datang dan berjalan sesuka hati tanpa diarahkan, bisa jadi merusak akar atau inang dari tanaman tersebut, ini dapat mengancam habitatnya," kata Sofi.
Kedepan lanjut Sofi, dengan adanya Forarmo Indonesia akan dibuat satu sistem yang baik untuk mengantisipasi kerusakan habitat Rafflesia dan Amorphophallus. Sehingga lebih terjaga dan terlindungi, seperti yang telah dilakukan oleh Malaysia. "Jadi perlu keterlibatkan pemda, peneliti, dan swasta, agar wisata flora di Indonesia lebih terarah dan terlindungi, sehingga upaya konservasi berjalan," kata Sofi.