Kamis 11 Jan 2018 00:13 WIB

2017 Jadi Tahun Terpanas Ketiga di Australia

Woolen Lake, kawasan yang penting di Australia Barat yang biasanya kering dalam sembilan tahun sekali.
Foto: ABC
Woolen Lake, kawasan yang penting di Australia Barat yang biasanya kering dalam sembilan tahun sekali.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Dari pernyataan tahunan badan meteorologi Australia (BOM) soal iklim menunjukkan tahun 2017 merupakan tahun terpanas ketiga bagi Australia.

Cuaca dan Iklim Australia di 2017

  • Menjadi tahun ketiga terpanas yang tercatat, meski tak ada El Nino
  • Tujuh dari 10 tahun terpanas sudah terjadi sejak tahun 2005
  • Curah hujan 8 persen lebih tinggi dibanding di rata-rata tahun 1961 hingga 1990
  • Mengalami musim dingin yang kering

BOM telah mengkonfirmasi suhu di 2017 mencapai hampir lebih tinggi satu derajat dari suhu rata-rata antara tahun 1961 dan 1990. Dengan laporan mengenai suhu, curah hujan, iklim, dan sejumlah kejadian terkait cuaca, yang juga cukup untuk membuat pemetaan suhu, laporan tahunan cuaca BOM seolah menjadi hadiah natal terlambat bagi para pencinta cuaca.

Di 2017, dua penggerak iklim utama, yakni suhu di permukaan Samudera Hindia yang tak beraturan dan El Nino, berada dalam posisi netral sepanjang tahun. Meski tidak ada El Nino, yang biasanya terkait dengan suhu hangat, tahun 2017 tetap menjadi suhu terpanas secara rata-rata dengan mencapai 0,95 derajat Celcius dibandingkan suhu rata-rata antara tahun 1961-1990.

Karl Braganza, kepala pemantauan iklim BOM, mengatakan angka tersebut menunjukkan bagaimana Australia telah mengalami pemanasan. "Kami telah melihat adanya pemanasan di permukaan daratan dan di lautan di sekitar Australia, jadi kedua tempat yang mengalami pemanasan dengan jumlah sama ini juga konsisten dengan pemanasan global," ujar Karl.

Tujuh dari 10 tahun terpanas telah tercatat sejak tahun 2005 dan hanya satu tahun di bawah rata-rata tahun 1961 sampai 1990 dalam satu dekade terakhir.

Seseorang dengan peralatan lengkap menyelam di bawah permukaan laut
Seorang penyelam sedang mengamati pemutihan pada karang di kawasan Orpheus Island, Queensland, Australia

Koleksi: Greg Torda

Pemanasan tidak hanya terbatas pada daratan. Tahun lalu, suhu hangat di lautan mencapai rekor, terutama di kawasan pesisir timur Australia dan sekitar Tasmania. Suhu laut yang hangat ini menyebabkan proses pemutihan pada karang di kawasan Great Barrier Reef, Maret 2017.

Proses ini menyusul pemutihan karang yang juga terjadi di 2016, sehingga pertama kalinya pemutihan pada karang tercatat dalam dua musim panas berturut-turut. Awal tahun menjadi musim basah dan diakhir dengan musim dingin yang kering dan lebih hangat. September menjadi rekor cuaca terkering di negara bagian New South Wales dan seluruh kawasan Murray-Darling Basin.

Artikel ini dirangkum dari laporan aslinya dalam bahasa Inggris yang bisa dibaca disini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/2017-tahun-panas-australia/9317984
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement