REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan minyak dan gas (migas) asal Cina, Petrochina berminat mengelola Blok Mahakam bersama Pertamina. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meminta kerja sama tersebut dilakukan dalam skema bisnis (B to B).
Staff Ahli Menteri ESDM, Hadi Djuraid mengatakan pemerintah memberikan kewenangan sepenuhnya kepada Pertamina untuk mencari rekanan dalam mengelola Blok Mahakam. Pembahasan yang perlu dilakukan antara Pertamina dan Pethrochina nantinya terkait pembagian saham. Di sisi operasional, keduanya perlu membahas apa saja yang bisa dilakukan masing-masing perusahaan sehingga bisa memunculkan teknologi yang bisa meningkatkan produksi Blok Mahakam.
"Yang pasti kami serahkan sepenuhnya kepada Pertamina. Siapa partner yang akan digandeng, itu nanti akan diselesaikan secara B to B," ujar Hadi saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (10/1).
Namun, Hadi memberikan catatan meski menggandeng investor luar, Pemerintah berharap Pertamina tetap harus menjadi pemilik saham mayoritas sebesar 51 persen. Selain itu, pihak investor dan pemerintah perlu menghitung soal participaing interest dari pemerintah daerah sebesar 10 persen. "Selain itu, produksi Blok Mahakam juga tidak boleh turun," kata Hadi.
Pemerintah berharap Pertamina bisa mencari partner yang efisien sehingga cost recovery tidak naik dan kerja produksi bisa lebih maksimal. "Yang paling penting harus efisien," kata Hadi.