REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Konsultan penyakit tropik dan infeksi Rumah Sakit Umum Pusat M Djamil Padang dr Armen Ahmad SpPd mengatakan perlu sinergi banyak pihak untuk mengatasi persoalan Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT). Terutama juga butuh peran ulama dalam mengatasi masalah ini.
"Kalau dari sisi medis jelas itu tugas dokter. Namun, soal bagaimana seseorang bisa berhenti memakai narkoba atau berhubungan seks bebas hingga berhubungan sesama jenis perlu peran ulama," katanya di Padang, Rabu (10/1).
Ia menceritakan sudah banyak menangani pasien LGBT yang divonis positif HIV. Namun, untuk solusi agar mereka berhenti melakukan perilaku yang berisiko tersebut tidak cukup hanya dengan dokter.
"Saya pernah bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Kota Padang untuk memberikan penyuluhan kepada wanita tuna susila. Namun, karena tidak berkelanjutan akhirnya banyak yang kembali melacur," ujarnya.
Oleh sebab itu, perlu dipikirkan juga solusi ekonomi bagi mereka yang rentan tersebut. Ia menilai keberadaan regulasi dan aturan hukum penting untuk memayungi dan membentengi. Namun, sosialisasi dan penyuluhan langsung kepada mereka yang berisiko juga tak kalah penting.
"Selama ini banyak yang terjerumus karena ketidaktahuan. Oleh sebab itu, sosialisasi menjadi penting," katanya.
Ia memaparkan sesuai data pada 2016 terdapat 186 orang penderita HIV di Sumbar. Sebanyak 40 orang di antaranya tidak mengaku penyebab mereka tertular virus itu. "Sebanyak 70 orang mengaku karena berhubungan sesama jenis antara laki-laki dengan laki-laki," ujarnya.
Sebelumnya Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kota Padang dr Zubir Yunis mengatakan hingga saat ini belum ada obat untuk mengobati AIDS dan yang dapat dilakukan hanya mencegah agar tidak semakin berkembang. Untuk mencegah terjadinya penularan, kata dia, perlu dilakukan sosialisasi agar publik semakin paham risiko dan bahaya HIV/AIDS.