REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Penelitian Politik-LIPI, Firman Noor mengatakan sudah sepantasnya calon yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah memiliki identitas politik pada diri masing-masing. Seperti para calon yang merubah penampilannya.
"Politik pada akhirnya masalah identitas. Artinya di mapa pun ia ingin berpolitik, ia tidak dapat melepaskan diri dari identitas yang paling populer dari wilayah itu," ujar Firman di Jakarta, Kamis (11/1).
Atas kepentingan itulah menurutnya kemudian masyarakat akan mengidentifikasikan diri ketika sesorang ada di lingkungan secara poltik. Atas dasar itu pula maka, tidak mengherankan bahwa calon kepala daerah tersebut disulap lebih sesuai dengan kebutuhan identitas tadi di wilayah itu.
Dia mengatakan, bisa dikatakan para calon kepala daerah yang mengubah penampilannya, menarik perhatian dari masyarakat agar dapat memilihnya. Firman memaklumi memang politik jalannya seperti itu. "Tidak hanya di Indonesia, terjadi di banyak negara, pada akhirnya orang sangat memerhatikan masalah-masalah yang sifatnya identitas," ujarnya.
Menurut Firman, masyarakat tidak peduli lagi apa program yang diusung dan disodorkan. Dapat dilihat pada banyak kasus, terkadang para calon kepala daerah tidak terlalu peduli dengan program melainkan dengan identitas yang lebih ditonjolkan.