REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Walidi (56 tahun) kaget saat cangkulnya mengenai sebuah benda keras. Benda itu tertanam di ladang milik majikannya. Ia berpikir, benda itu hanya sebongkah batu dan harus diangkat agar tujuannya menanam pohon pisang di tempat itu bisa segera terlaksana.
Warga Dukuh Kaliniti RT 03 RW 003 Desa Siwal Kecamatan Sukoharjo itu pun lantas berupaya menggali untuk mengangkat benda itu. Ia pun terkejut saat mendapati benda tersebut adalah sebuah arca berbentuk sapi tanpa kepala yang tertanam di kedalaman hingga 10 meter.
"Karena besar saya biarkan saja, susah diangkatnya," katanya kepada Republika.co.id pada Senin (15/1).
Ia pun lantas memanggil warga lainnya untuk melaporkan temuan arca sapi itu ke Pemerintah Desa dan Kepolisian setempat. Saking besar dan beratnya, warga pun goyong royong mengangkat arca sapi itu.
Arca sapi yang ditemukan Walidi pekan lalu itu pun mengundang perhatian warga dari berbagai daerah. Orang-orang sering datang untuk sekadar melihat temuan arca sapi itu.
Walidi pun tak berani mengutak atik arca itu sebab dia khawatir arca sapi tersebut termasuk kategori benda peninggalan bersejarah yang dilindungi. Akhirnya, ia pun membiarkan arca sapi itu dan hanya ditaruh di teras depan rumahnya.
Pada Jumat (12/1), Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah menyambangi kediaman Walidi. BPCB Jateng menamai arca tersebut sebagai arca nandi tanpa kepala.
Hasil penelitian sementara, arca nandi dibuat dari bahan batu andesit dengan panjang satu meter, lebar 45 sentimeter dan tebal 60 sentimeter. Kendati demikian, BPCB Jateng belum dapat memastikan masa pembuatan arca tersebut. Saat ini, arca nandi tanpa kepala tersebut berada di Universitas Bangun Nusantara Sukoharjo untuk diteliti lebih lanjut.
Arca nandi (sapi) tanpa kepala yang ditemukan warga di Desa Siwal, Baki Sukoharjo. Diperkirakan Arca tersebut peninggalan masa Kerajaan Hindu. (Republika/Andrian Saputra)
Warga setempat percaya, arca nandi tanpa kepala itu merupakan arca yang peninggalan zaman kerajaan Hindu. Salah seorang warga Siwal, Yono Pur (60) bahkan mengaku penemuan arca di Siwal bukan kali pertama. Di Desa itu, pernah ditemukan benda-benda seperti patung Ganesha, patung Siwa, kendi berisi sejumlah uang koin zaman kerajaan, dan bongkahan batu-batu.
Meski begitu, kata dia, warga tak mempedulikan benda-benda tersebut. Alhasil benda-benda yang diperkirakan mempunyai nilai sejarah itu hilang dicuri.
"Dulu itu ada patung siwa, dibiarkan saja begitu. Terus hilang, tapi warga tak apa-apa supaya hilang angkernya," katanya.
Bahkan untuk arca nandi tanpa kepala, Yono yang juga merupakan salah satu tokoh di Desa itu mengatakan arca itu sudah pernah ditemukan kakeknya beberapa puluh tahun lalu. Namun, kakeknya tak mau mengangkat arca itu dan memutuskan menguburnya kembali. Yono memperkirakan masih banyak benda-benda yang diprediksi memiliki nilai sejarah yang tertanam di bawah tanah di Desa Siwal.
Menurutnya, Desa Siwal dahulunya merupakan salah satu permukiman Hindu dengan penduduknya yang besar. Dengan adaanya temuan arca nandi dan sejumlah arca lain sebelumnya, Yono menilai di Siwal terdapat sebuah candi kecil untuk tempat beribadah pemeluk agama Hindu.
"Arca Nandi di temukan di Barat dan dulu arca Siwa di Timur, ini berarti ada satu lokasi tempat untuk beribadah," katanya.
Kepala Desa Siwal, Hendro Widodo juga menyampaikan hal serupa. Menurutnya temuan tersebut menandakan desa Siwal telah menjadi pemukiman sejak lama. Ia pun berharap ada peneliti-peneliti yang mau mengkaji tentang desa tersebut.
"Sampai sekarang belum ada penelitian, ya kalau itu ada kemudian temuan-temuan itu bisa dirawat dan dijaga sangat baik," katanya.
Hendro menambahkan, Siwal memang sudah dikenal orang-orang dari berbagai daerah berkat keberadaan sebuah sendang di desa itu. Konon, sendang yang ada di desa itu pun erat kaitannya dengan kerajaan Pajang.
Di lain sisi, Hendro meminta warga melapor jika menemukan benda-benda yang diduga peninggalan masa lampau. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari hilangnya temuan dan diburu kolektor barang-barang bersejarah.
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement