Selasa 16 Jan 2018 01:08 WIB

Mereka Bercerita Detik-Detik Runtuhnya Mezanin BEI

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Budi Raharjo
Selasar Ambruk. Petugas menutup kaca depan lobby usai ambruknya selasar di Tower II BEI, Jakarta, Senin (15/1).
Foto: Republika/ Wihdan
Selasar Ambruk. Petugas menutup kaca depan lobby usai ambruknya selasar di Tower II BEI, Jakarta, Senin (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Tidak pernah muncul dalam benak 100 mahasiswa dan mahasiswi Universitas Bina Darma Palembang, akan tertimpa kemalangan saat mengunjungi Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Tower 2 SCBD, Jakarta Selatan. Sebut saja salah satunya adalah Sheila, yang mengikuti study tour kampusnya itu.

Megahnya Gedung BEI menjadi daya tarik tersendiri, bagi orang-orang yang mungkin jarang sekali memasukin gedung pencakar langit Jakarta. Sheila dan teman-temannya sempat kebingungan untuk mencari tempat tujuan mereka saat berada di lantai 2 mezanin BEI Tower 2.

Awalnya, Sheila enggan memberikan keterangannya terkait insiden yang baru dialami olehnya. Wajahnya pun masih panik.  Saat ditemui, ia sedang menunggu mobil untuk menjenguk temannya di salah satu rumah sakit. Hingga akhirnya, Sheila mau memberikan sedikit pernyataan tentang kejadian yang terjadi di depan matanya.

"Itu kan bareng, jadi kami naik ke lantai 2 pas jalan saling penuh, kayak semut gitu. Nah, pas ada teman panggil dari samping, bilang eh sini-sini salah arah ujungnya, terus belok pas lihat ke arah kami jalan tadi, itu ambruk, jadi kami lari semua," ujar Sheila saat masih dalam keadaan trauma.

Setelah terjadi penumpukan di satu titik itu, mezanin langsung roboh dan mereka terjatuh saling tindih. Seluruh mahasiswa panik dan langsung menyelamatkan diri masing-masing. "Hampir 80 persenlah teman saya jadi korban, kami 100 orang, jadi ada separuh lebih," papar dia.

Secara penjelasan saksi, memang penyebab ambrolnya mezanin di lantai 1 BEI, adalah penumpukan massa pada satu titik. Kemudian, dari hasil rekaman kamera CCTV yang didapat pihak kepolisian, ambrolnya mezanin itu memang terjadi setelah massa menumpuk di satu titik.

Salah seorang Tim Rescue Basarnas Suwandi menjelaskan, mezanin itu panjangnya mencapai sekitar 30 meter dengan ketinggian dari lantai ground sekitar 6 meter. Namun, ia tidak bisa memastikan betul kondisi kekuatan mezanin sebelum akhirnya ambrol.

"Dari Basarnas pusat ada sembilan orang dikerahkan, dari provinsi ada 10 orang, berarti total ada 19 personel Basarnas. Ketika kita datang kesini setelah korban datang semua. Material yang ambrol itu dari beton, keramik, besi-besi, dan ada juga material kaca," ujar Suwandi.

Akibat ambrolnya mezanin di BEI Tower 2, maka kekuatan Mezanin yang berada di BEI Tower 1 perlu dipertanyakan kekokohannya. Ini untuk mengantisipasi agar tidak terjadi lagi kejadian serupa yang membahayakan banyak nyawa.

Hingga sekarang, baik kepolisian maupun pengelola gedung belum menyebutkan apa yang menjadi penyebab ambrolnya mezanin tersebut. Saat hendak ditanyakan penyebab ambrolnya mezanin, pengelola Gedung BEI, Farida Diyadi, enggan memberikan komentar.

Dia hanya menyatakan rasa simpatinya atas kejadian yang menimpa mahasiswa-mahasiswi tersebut. "Kita sangat menyayangkan kejadian hari ini. Tiba-tiba lantai runtuh," ujar Farida kepada awak media di Gedung BEI Tower 1, Jakarta Selatan, Senin (15/1).

Farida mengatakan, seluruh korban akan ditanggung biayanya oleh pihak BEI. Ia mengakui bahwa dirinya tidak berkompeten dalam hal struktur, namun sejak awal pembuatan mezanin memang tidak pernah ada renovasi, dan pemeriksaan berkala gedung selalu dilakukan setiap tahun. "Terakhir Mei 2017," kata dia.

Saksi yang melihat secara langsung kejadian tersebut, adalah Fikri, pegawai BEI yang terhenti langkahnya kala melihat mezanin di depan matanya ambrol. Mezanin yang terdiri dari material beton, besi, dan kaca-kaca, menimpa massa yang juga sudah bersimbah darah.

"Bukan kanopi yang ambrol, tapi semacam jembatan penghubung gitu, dari beton. Saya melihat darah berceceran, ada kepala orang bocor, tapi saya tidak berani menyentuh. Tapi ada yang langsung evakuasi," kata Fikri saat ditemui di lokasi, Senin (15/1).

Cerita berbeda juga datang dari saksi Enggar, karyawan BEI yang bekerja di BEI Tower 1. Ia sempat tidak diizinkan turun saat berada di lantai 12, ia hanya mengira sedang ada simulasi kebakaran karena lampu semua mati dan alarm berbunyi.

Saat jam makan siang, sekitar pukul 12.00 WIB, Enggar menceritakan lebih lanjut, dia sedang ada kunjungan dari luar negeri namun sempat tidak diizinkan turun. Namun, beberapa saat kemudian, akhirnya mereka diizinkan turun, walaupun ada beberapa temannya yang tidak berani turun.

Kondisi mezanin yang ambrol itu pun secara kasat mata terlihat dalam kondisi baik-baik saja, dan sedang tidak ada pembangunan apapun. "Itu kalau dilihat masih kuat dan tidak mungkin ambrol, tidak tahu ya apa penyebab ambrolnya," ujar Enggar.

Dalam kejadian itu, akhirnya polisi mendata terkumpul sejak pukul 16.00 WIB, ada 77 korban yang dilarikan ke empat rumah sakit di Jakarta. Para nama korban diumumkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement